Membanding Visi Misi 3 Capres soal Perlindungan Sosial dan Kesehatan
Tiga pasangan calon presiden alias capres dan cawapres telah mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk berlaga di Pilpres 2024. Masing-masing pasangan yakni Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo - Mahfud MD dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka telah menawarkan visi-misi sebagai modal kampanye menjelang Pemilu pada 14 Februari tahun depan.
Satu di antara program yang mereka tawarkan adalah jaminan perlindungan sosial dan akses layanan kesehatan masyarakat. Program itu pun masuk dalam dokumen visi dan misi partai yang diserahkan ke KPU.
Bagaimana visi dan misi yang diajukan tiga pasangan untuk pilpres?
Visi Misi Ganjar - Mahfud di Pilpres 2024
Dalam dokumen visi dan misi yang telah diserahkan ke KPU, Ganjar dan Mahfud berfokus pada pelayanan kesehatan tingkat pertama. Penyediaan 1 puskesmas tiap desa bakal dilengkapi dengan ketersediaan dokter, tenaga kesehatan, dan obat. Juga dengan mempercepat layanan kesehatan lewat sistem digitalisasi atau telemedicine.
Mereka juga menjanjikan bantuan untuk ibu hamil lewat penyaluran dukungan gizi dan akses layanan kesehatan selama masa kehamilan dan menyusui. Program 1.000 hari pertama, serta pasokan gizi untuk anak hingga usia lima tahun. Langkah tersebut diharap mampu menekan target prevalensi stunting di bawah 9%.
Selanjutnya, Ganjar - Mahfud berjanji menaikan target penerima Program Keluarga Harapan (PKH) menjadi 15 juta penerima. Mereka juga menyasar untuk mempermudah proses pendaftaran dengan hanya melampirkan nomor induk kependudukan yang tercantum di KTP.
"Identitas tunggal itu nantinya akan diatur untuk mengintegrasikan seluruh pemberian jaminan sosial, bantuan, dan layanan dari pemerintah," kata Ganjar-Mahfud dalam dokumen visi-misi bertajuk Menuju Indonesia Unggul, dikutip Jumat (27/10).
Lebih lanjut, pasangan yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan didukung Perindo, Partai Hanura dan Partai Persatuan Pembangunan itu juga menawarkan program penguatan kesehatan mental.
Mereka berjanji menyediakan nomor darurat 24 jam 7 hari seminggu bebas biaya dan membentuk lembaga komunikasi krisis. Tindakan itu bertujuan untuk menangani masalah kesehatan mental secara responsif dan holistik, dengan membangun pos-pos konseling di semua kampus, layanan kesehatan jiwa di semua puskesmas, dan fasilitas layanan jiwa di seluruh rumah sakit umum.
Visi Misi Prabowo - Gibran di Pilpres
Calon pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka juga telah menawarkan sejumlah paket jaminan perlindungan sosial dan akses layanan kesehatan masyarakat. Visi dan misi itu tertuang dalam konsep 'Bersama Indonesia Maju'.
Satu di antara yang paling populer adalah memberi makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil. Prabowo sempat mempromosikan program ini di acara Mata Najwa on Stage di UGM Yogyakarta pada 21 September 2023 lalu.
"Memberi makan siang dan susu gratis di sekolah serta bantuan gizi untuk ibu-ibu hamil," kata Prabowo saat itu.
Program ini akan menyasar makan siang harian kepada siswa prasekolah, SD, SMP, SMA, dan pesantren. Tujuannya untuk menekan dampak stunting. Program ini menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100% pada tahun 2029.
Pasangan Prabowo - Gibran juga menyodorkan program pemeriksaan kesehatan gratis untuk menurunkan kasus penyakit tuberkuloisis (TBC) 50% dalam lima tahun, serta membangun rumah sakit di kabupaten. Target pemberantasan TBC adalah mengurangi kasus TBC sebanyak 50% pada tahun 2029.
"Rumah sakit berkualitas akan didirikan di seluruh kabupaten dengan dukungan dan insentif yang menarik bagi dokter ahli yang akan bertugas di sana," kata Prabowo-Gibran dalam dokumen visi dan misi.
Lebih lanjut, mereka berjanji akan melanjutkan program perlindungan sosial untuk warga miskin yang telah dijalankan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Antara lain melanjutkan program Kartu Indonesia Sehat (KIS), KIS Lansia, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Sembako, Kartu Prakerja, MEKAR, dan Program Keluarga Harapan serta dilanjutkan dengan menambahkan Kartu Anak Sehat.
Visi dan Misi Anies - Muhaimin di Pilpres 2024
Pasangan capres dan cawapres dari Koalisi Perubahan ini juga telah menawarkan visi-misi. Gagasan yang diajukan tertuang dalam dokumen bertajuk 'Indonesia Adil Makmur kepada masyakarat.
Sedikit berbeda dengan strategi dua pasangan sebelumnya, Anies-Muhaimin berencana untuk memperbaiki bantuan sosial yang bersifat langsung seperti BLT dan Program Keluarga Harapan (PKH) dengan perbaikan ketepatan sasaran.
Mereka meyakini upaya untuk pengentasan kemiskinan berangkat dari meningkatkan program yang bersifat tidak langsung alias 'memberi kail'. Pancingan itu berupa insentif dan kebijakan untuk menumbuhkan sektor riil yang berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan aktivitas ekonomi produktif lainnya.
Anies - Muhaimin menargetkan upaya pengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan melalui pendekatan multisektor. Adapun target kegiatan bisa menurunkan tingkat kemiskinan dari 9,36% pada Maret 2023 menjadi 4,0%-5,0% pada 2029 dan kemiskinan ekstrem ~0% pada 2026.
Mereka juga menaruh perhatian pada layakan akses kesehatan dengan menambah Puskesmas baru dengan jumlah yang optimal serta layanan kesehatan primer dengan kualitas dan fasilitas yang layak di pedesaan. Selain itu, Anies-Muhaimin juga berjanji untuk memastikan seluruh rakyat Indonesia terlindungi oleh program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
"Dan memperkuat pelayanan jaminan kesehatan nasional dengan evaluasi besaran pembayaran fasilitas kesehatan tingkat lanjut sesuai ketentuan UU Sistem Jaminan Sosial Nasional," kata Anies-Muhaimin.
Lebih lanjut, pasangan tersebut juga menaruh perhatian pada penguatan upaya menekan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Perbaikan akan digesa melalui penguatan peran Posyandu dan Puskesmas termasuk aktivasi bidan dan kader kesehatan.
Memenuhi gizi seimbang dan terjangkau, terutama bagi ibu hamil dan anak usia 0-8 tahun, serta bantuan untuk kelompok rentan dan menghadirkan tempat penitipan anak berbasis komunitas.