Kemenkes Klaim Nyamuk dengan Wolbachia 77% Efektif Lawan DBD

Amelia Yesidora
20 November 2023, 20:15
Kemenkes soal Wolbachia
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/hp.
Petugas menunjukkan sampel nyamuk aedes aegypti yang sudah disuntikkan bakteri Wolbachia saat peluncuran kampanye metode Wolbachia dari World Mosquito Program (WMP) dan Save the Children Indonesia untuk cegah demam berdarah dengue (DBD) di Denpasar, Bali, Selasa (6/6/2023).

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan penggunaan bakteri Wolbachia yang sudah dimasukkan dalam nyamuk Aedes Aegypti efektif dalam upaya pengendalian penularan demam berdarah dengue (DBD). Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kemenkes Ngabila Salama mengatakan tingkat efektivitas mencapai 77%. 

“Ini sudah teruji sejak 2011 lalu di belasan negara di dunia yang menerbitkan 10 paper penelitian publikasi internasional,” kata Ngabila Salama di Jakarta, Senin. (20/11). 

Ia mengatakan Wolbachia merupakan inovasi yang baik dan aman sebagai langkah penanganan jangka panjang. Penggunaan nyamuk dengan Wolbachia juga disebut dapat dipertanggungjawabkan dalam menekan kasus DBD di Indonesia.

Penggunaan Wolbachia, kata dia, bahkan lebih efektif dibandingkan dengan penanganan DBD melalui pengasapan, mengingat biayanya relatif lebih mahal serta membuat nyamuk lebih resisten. Ia mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir ketika pada periode awal pelepasan Wolbachia yang membuat populasi nyamuk di lingkungan sekitar menjadi lebih banyak.

Sementara itu epidemiolog Universitas Gadjah Mada, Riris Andono Ahmad menyebut bakteri Wolbachia yang dimasukkan dalam nyamuk Aedes aegypti lebih manjur mengatasi DBD dibanding vaksin. Dalam penelitiannya yang dilakukan di Yogyakarta pada 2021, angka kasus DBD bisa turun 77% dan kebutuhan rawat inap rumah sakit turun hingga 86%.

“Penurunan angka kasus ini lebih tinggi dari ekspektasi kami yang cuma 50%,” kata Riris.

Ia menjelaskan ada dua vaksin DBD yang ada di pasaran Indonesia sejauh ini, yakni Sanofi Pasteur dan Takeda. Bila dibandingkan, Wolbachia masih bisa bersaing dengan dua vaksin ini, bahkan lebih bagus dari Sanofi Pasteur.

Vaksin DBD harus dilakukan berulang-ulang setiap tahun, karena selalu ada bayi yang lahir. Di sisi lain, intervensi Wolbachia cukup dilakukan sekali karena bakteri itu bertahan selamanya di populasi nyamuk Aedes aegypti. 

“Intervensi ini memberikan proteksi jangka panjang dan kemungkinan mengeliminasi dengue-nya lebih besar,” kata Riris.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...