Di Depan Ganjar, Ketum Muhammadiyah Kritik Proses Pembentukan UU
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan harapannya pada calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Haedar berharap pasangan ini tak mempersulit kehidupan masyarakat Muhammadiyah jika terpilih.
Hal itu disampaikan Haedar saat membuka acara dialog terbuka Muhammadiyah bersama calon presiden dan calon wakil presiden di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Kamis (23/11).
"Yang kami kehendaki nanti rakyat, masyarakat seperti Muhammadiyah itu dibikin tidak terlalu susah," kata Haedar.
Haedar lalu menyampaikan keluhannya pada Mahfud bahwa terdapat pembentukan Undang-Undang yang dalam prosesnya terkesan tarik ulur. "Berakhir dengan tidak ada aspirasi yang ditampung," katanya.
Menurutnya, produk hukum berupa Undang-Undang yang diputuskan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merupakan hasil oligarki tanpa memperdulikan suara masyarakat.
"Tidak peduli suara Muhammadiyah, suara Nahdlatul Ulama, dan semua kekuatan masyarakat," katanya.
Haedar pun berharap agar ke depannya pembentukan Undang-Undang menyerap aspirasi dari masyarakat dan tak diputuskan dengan tempo yang terkesan singkat.
Agenda ini merupakan serangkaian dialog dengan tiga calon presiden dan wakil presiden. Selain Ganjar, dua pasangan calon lainnya pun diagendakan menghadiri dialog tersebut.
Anies-Muhaimin telah terlebih dahulu mengikutinya pada Rabu (22/11) di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Lalu pada Jumat (24/11) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan mengisi dialog yang berlokasi di Universitas Muhammadiyah Surabaya.