Kemenkes Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Libur Akhir Tahun
Kementrian Kesehatan (Kemenkes) akan terus bersinergi dengan pemerintah daerah untuk melakukan penjagaan di tempat-tempat wisata mewaspadai lonjakan kasus, karena jumlah pengunjung akan naik pada libur Natal dan tahun baru 2024.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi mengatakan, potensi peningkatan kasus Covid-19 pasti ada, karena mobilitas masyarakat meningkat di tempat wisata.
"Tetapi [perlu] dijaga, kita terus memonitor apakah ada kasus baru dengan galur baru selain Omicron, kita selalu memantau tingkat keterisian ICU nya, berapa yang membutuhkan perawatan serius, kalau di rumah sakit itu masih cukup banyak ketersediaan, berarti masih terkendali," kata Imran dikutip dari Antara, Rabu (20/12).
Kemenkes, lanjut dia, juga telah membuat edaran kepada pemerintah daerah untuk memastikan fasilitas kesehatan (faskes) siap dari segi obat-obatan, tenaga kesehatan, maupun logistik.
"Dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (Dirjen Yankes) juga sudah memberikan perhatian, menyampaikan kepada faskes-faskes agar logistik, tenaga kesehatan disiapkan di akhir tahun ini," ujarnya.
Selain itu, meminta rumah sakit untuk menyiapkan oksigen dan obat-obatan. "Itu sudah kami lakukan, sehingga kalau terjadi lonjakan, kita enggak gagap," ujar dia.
Imran juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan benar, dan mengurangi mobilitas yang tidak penting. Bagi masyarakat yang belum mendapatkan vaksin penguat atau booster, diminta segera mendatangai fasilitas kesehatan terdekat.
Covid-19 Varian JN.1 Masih Terkendali
Kenaikan kasus Covid-19 varian JN.1 masih terkendali mengingat belum banyak pasien yang membutuhkan ruang perawatan intensif atau ICU.
"Orang yang sakit saat ini masih belum membutuhkan ICU, karena untuk melihat seberapa berbahaya Covid-19 ini,. Kita melihat tiga aspek, mulai jumlah kasus, jumlah orang yang perlu rawat inap, dan jumlah orang yang perlu masuk ke ICU," ujar Imran.
Hingga saat ini, juga belum ditemukan mutasi baru virus Covid-19, meski penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
"Saat ini, sesuai pemantauan kita, tidak ada mutasi virus baru, selama pandemi meski terjadi lonjakan kematian dan kasus, kalau muncul ada strain baru, JN.1 itu adalah turunan dari Omicron," kata Imran.
Imran juga memastikan bahwa pasien yang terdeteksi mengalami infeksi varian JN.1 sudah mendapatkan vaksin penguat (booster) kedua.
"Riwayat vaksin (pasien) rata-rata sudah dua kali, booster, dan untuk kematiannya, sudah dikonfirmasi tadi kalau bukan orang-orang (yang terinfeksi JN.1) ini, karena yang saya tahu kematian hampir semua ada komorbid nya," ujar dia.