Fakta Terkini Ledakan Tungku Smelter ITSS Morowali, Polri Turun Tangan
Ledakan tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah berbuntut panjang. Pemerintah hingga Polda Sulawesi Tengah membentuk tim khusus untuk menyelidiki kecelakaan yang menewaskan 13 orang itu.
Terbaru, Kementerian Ketenagakerjaan menurunkan tim pengawas ke Kabupaten Morowali. Tim tersebut mulai bekerja hari ini dengan berkoordinasi bersama Dinas Tenaga Kerja Sulten dan perusahaan.
Penyelidikan diperlukan karena industri peleburan logan merupakan industri dengan risiko bahaya tinggi. Makanya perusahaan perlu menerapkan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
"Pembinaan dilakukan termasuk memastikan prosedur dan personel K3 memenuhi standar K3," kata Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kemnaker Haiyani Rumondang pada Senin (25/12) dikutip dari Antara.
Berikut beberapa fakta terkini kejadian tersebut:
13 Orang Meninggal Dunia
Jumlah korban meninggal akibat ledakan tungku bertambah dari sebelumnya 12 orang menjadi 13 orang. Jumlah tersebut terdiri dari lima tenaga kerja asing serta delapan pekerja asal Indonesia. Sedangkan jumlah korban luka-luka sebanyak 39 orang.
PT Indonesia Morowali Industrial Park IMIP juga akan menanggung biaya perawatan korban, termasuk kenyamanan emosional kepada keluarga korban. Mereka juga berkoordinasi dengan kepolisian hingga pemda setempat.
"PT IMIP berkoordinasi dengan pihak terkait, antara lain Safety ITSS, PAM Obvitnas Kawasan IMIP, Polda Sulteng, Danrem 132/Tadulako, dan jajaran pemerintah Kecamatan Bahodopi serta Pemerintah Kabupaten Morowali," kata Media Relations Head PT IMIP Dedy Kurniawan di Palu, Sulawesi Tengah, (24/12) dikutip dari Antara.
Dugaan Penyebab Ledakan
Dari laporan ITSS, kejadian bermula pada Minggu (24/12) pukul 06.15 WITA. Tungku feronikel nomor 41 masih ditutup karena menjalani proses pemeliharaan.
"Saat proses perbaikan, terdapat sisa slag dalam tungku yang keluar lalu bersentuhan dengan barang yang mudah terbakar di lokasi," kata Dedy.
Ikatan dinding tungku yang runtuh dan sisa besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran. Akibatnya, pekerja mengalami luka hingga berujung jatuhnya korban jiwa. Dari laporan perusahaan, korban terluka umumnya akibat terkena uap panas dari tungku smelter.
Polisi Bentuk Tim Penyelidik
Polda Sulawesi Tengah membentuk tim gabungan untuk melakukan penyelidikan atas peristiwa tersebut. Tim terdiri dari penyidik Polda Sulteng bersama Polres Morowali.
Tim tersebut didukung tim penyidik Bareskrim Polri, Tim DVI Biddokkes dan tim Inafis dari Laboratorium forensik Makassar maupun Mabes Polri.
Pemeriksaan K3
Kementerian Perindustrian sebelumnya juga menurunkan tim khusus untuk memeriksa K3 di ITSS. Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif berharap perusahaan dapat kooperatif dengan tim investigasi kecelakaan kerja yang diturunkan ke lokasi.
Hasil inspeksi dari tim investigasi tersebut, selain untuk mengetahui penyebab musibah di PT ITSS, juga dapat menjadi evaluasi dari perusahaan untuk lebih baik lagi dalam pengawasan dan pengendalian K3. Bagi Kemenperin, implementasi K3 sangat krusial untuk mencegah dan menekan angka kecelakaan kerja di sektor industri.
“Jadi Standard Operating Procedure (SOP) benar-benar dijalankan dengan benar, termasuk yang berkaitan dengan pekerjanya dan teknologi yang digunakan,” kata Febri.