Pemerintah Cina Minta Terapkan Tanggap Darurat Usai Ledakan Morowali

Tia Dwitiani Komalasari
26 Desember 2023, 08:02
Sejumlah korban kecelakaan kerja di lokasi pabrik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) menjalani perawatan di RSUD Morowali di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Minggu (24/12/2023).
ANTARA FOTO/Faisal/Mh.
Sejumlah korban kecelakaan kerja di lokasi pabrik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) menjalani perawatan di RSUD Morowali di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Minggu (24/12/2023).

Kementerian Luar Negeri Cina telah meminta Kedutaan Besar China di Jakarta untuk mengaktifkan prosedur tanggap darurat seusai kecelakaan kerja yang terjadi di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) Morowali, Sulawesi Tengah.

"Kami telah menginstruksikan Kedutaan Besar China di Indonesia untuk segera memverifikasi situasi dan menangani kecelakaan tersebut. Kedutaan segera mengaktifkan mekanisme tanggap darurat dan menghubungi pihak terkait untuk berupaya semaksimal mungkin menyelamatkan dan merawat korban luka," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Senin (25/12) seperti dikutip dari Antara.

Sebanyak 13 orang meninggal dunia akibat ledakan di tungku smelter milik PT ITSS di kawasan industri Kabupaten Morowali pada Minggu (24/12). Korban meninggal tersebut terdiri dari  4 tenaga kerja asing (TKA) asal Cina dan 9 tenaga kerja Indonesia (TKI).

Sementara 39 orang mengalami luka-luka atas peristiwa tersebut dan telah mendapat perawatan intensif. Korban luka-luka terdiri dari 29 korban mengalami luka berat, 12 korban mengalami luka sedang, serta lima korban mengalami luka ringan.

"Kami berduka atas korban meninggal dunia dan luka dan menyampaikan belasungkawa kepada para korban," ujar Mao Ning.

Instruksikan Cari Penyebab Kecelakaan

Mao Ning menyebut Kementerian Luar Negeri China terus berkoordinasi dengan lembaga pemerintah lainnya serta pemerintah daerah terkait kecelakaan itu.

"Kami juga mengistruksikan untuk serta mencari tahu penyebab kecelakaan tersebut. Kedutaan Besar China di Jakarta juga memberikan arahan kepada perusahaan terkait mengenai pengaturan tindak lanjutnya," ucap Mao Ning.

Ia mengatakan pemerintah China akan tetap menjalin komunikasi yang erat dengan pemerintah Indonesia untuk memastikan semua hal dapat ditangani dengan baik.

Kepala Divisi Media Relations Kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Dedy Kurniawan mengatakan manajemen PT IMIP telah menanggung seluruh biaya perawatan dan perawatan korban pasca kecelakaan, serta santunan bagi keluarga korban.

Menurut Dedy, tungku smelter feronito No. 41 yang terbakar berada di lantai dua. Awalnya, tungku smelter itu masih ditutup untuk operasi pemeliharaan.

Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar. Terak tersebut lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi.

Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran. Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa.

Saat ini, tim PT IMIP tengah berkoordinasi dengan pihak terkait, antara lain safety tenant, satuan pengamanan objek vital nasional (PAM Obvitnas) Kawasan IMIP, Polda Sulawesi Tengah, Danrem Tadulako, dan jajaran pemerintah Kecamatan Bahodopi dan Kabupaten Morowali.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...