Heboh The Economist Ubah Suara Prabowo dari 50% ke 47%, Ini Kroniknya

Ira Guslina Sufa
26 Januari 2024, 06:49
Survei capres Prabowo
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri) menyampaikan pendapat disaksikan capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), dan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo saat adu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Button AI Summarize

Survei terbaru yang dirilis media berbasis di Inggris The Economist menjadi buah bibir setelah mengeluarkan hasil survei terkait pemilihan presiden atau pilpres di Indonesia. Hasil riset tersebut ramai diperbincangkan lantaran menyebutkan elektabilitas Prabowo Subianto di pilpres 2024 sudah mencapai 50%. 

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada 16 Januari 2024, The Economist menyebutkan elektabilitas rerata Prabowo berada pada 50%. Selanjutnya rerata elektabilitas Ganjar Pranowo 23% dan rerata elektabilitas Anies Baswedan di 21%. Survei diperoleh dengan metode jajak pendapat atau voting. 

Hasil riset itu juga diunggah oleh Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi di akun media sosial X miliknya pada Rabu (24/1). “Hasil dari survei The Economist sudah dipublish hari ini dengan Prabowo mendapat 50%,” ujar Burhanuddin sembari melampirkan link tulisan The Economist tersebut  seperti dikutip dari akun X miliknya Jumat (26/1). 

Cuitan itu mendapat respon beragam dari pengguna sosial media X. Ada yang mempertanyakan metode yang digunakan dan mengenai akurasi data. Survei itu dinilai tidak terbuka lantaran tidak menampilkan dan menjelaskan dari mana kesimpulan elektabilitas itu diperoleh. 

Burhanuddin pun menyampaikan sikapnya soal hasil riset the Economist itu. Dalam wawancara dengan TV One, ia menyebut perlu ada penjelasan dari media Inggris itu mengenai metode survei yang digunakan sehingga muncul estimasi angka 50%. “Makanya ini misteri tuhan yang belum dijelaskan The Economist,” ujar Burhanuddin. 

Saat dihubungi lebih lanjut mengenai pernyataannya, Burhanuddin mengatakan bila benar yang digunakan dalam riset tersebut adalah agregator dari lembaga-lembaga survei yang rilis hasil di Tanah Air, hasil yang diperoleh seharusnya tidak sampai 50%. Ia menjelaskan sejauh ini hasil survei lembaga di Indonesia menemukan elektabilitas 02 kisaran 42%-48%. Sangat sedikit yang rilis di atas 50%. 

"Saya tidak paham bagaimana model yang mereka pakai. Sebelum mereka mengubah estimasinya, saya juga hitung 02 sekitar 47% bukan 50%," ujar Burhanuddin kepada Katadata. 

Perubahan hasil elektabilitas, Prabowo tak sampai 50%

Tangkapan layar riset The Economist per 16 Januari 2024 sebelum dan setelah diperbaharui pada 25 Januari 2024
Tangkapan layar riset The Economist per 16 Januari 2024 sebelum dan setelah diperbaharui pada 25 Januari 2024 (Katadata)

Perdebatan mengenai hasil survei yang dikeluarkan kembali bergulir setelah pada 25 Januari 2024 The Economist mengeluarkan hasil terbaru. Dalam publikasi terbaru the Economist merilis elektabilitas Prabowo per 16 Januari menjadi 47%. Sedangkan Ganjar dan Anies bersaing dengan elektabilitas menjadi masing-masing 24%. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...