Airlangga Sebut Film Dirty Vote Bentuk Kampanye Hitam

Muhamad Fajar Riyandanu
12 Februari 2024, 15:07
dirty vote, airlangga, zulhas
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah) didampingi Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Selatan (Sumsel) Bobby Adhityo Rizaldi (kiri) dan Ketua Harian DPD Partai Golkar Sumsel RA Anita Noeringhati (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai menghadiri acara konsolidasi Partai Golkar se-Sumbagsel di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (26/1/2024).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Dua menteri Kabinet Indonesia Maju menyebut peluncuran film dokumenter Dirty Vote jelang pelaksanaan pemilu pada tengah pekan ini merupakan  kampanye hitam atau black campaign.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menganggap perilisan film berdurasi 1 jam 57 menit pada masa tenang tak elok.

“Itu kan namanya black movie, black campaign,” kata Airlangga di Istana Merdeka Jakarta pada Senin (12/2).

Dia berharap kepada seluruh pihak agar menjaga iklim suasana pemilu tetap kondusif sekaligus mencegah situasi kekeruhan saat hari pencoblosan. “Jangan ada pemilu yang diganggu oleh hal-hal semacam itu,” ujar Airlangga.

Sikap serupa juga disuarakan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas. Zulhas yang juga merupakan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu mendorong agar seluruh elemen masyarakat turut aktif dalam menciptakan situasi pemilu yang aman dan tertib.

“Jangan menyebarkan isu curang ini-itu. Kan jadi membuat orang resah,” kata Zulhas.

Adapun Golkar dan PAN merupakan dua partai anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada pemilihan presiden 2024.

Ilustrasi, adegan pembuka Dirty Vote, film yang mengungkap kecurangan Pemilu 2024.
Ilustrasi, adegan pembuka Dirty Vote, film yang mengungkap kecurangan Pemilu 2024. (YouTube Dirty Vote/@DirtyVote)

Koalisi tersebut terdiri dari atas empat partai politik parlemen yaitu Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN dan Partai Demokrat serta beberapa partai non-parlemen seperti PBB, PSI, Gelora, Garuda dan PRIMA.

Sebelumnya, Ekspedisi Indonesia Baru merilis sebuah film dokumenter berjudul Dirty Vote pada Minggu (11/2). Film berdurasi dua jam yang disutradarai Dandhy Laksono ini, menceritakan sebuah desain kecurangan yang terjadi pada Pemilu 2024.

Film ini merupakan dokumenter eksplanatori yang dibawakan oleh tiga ahli hukum tata negara, yakni Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari. Ketiga ahli hukum ini menjelaskan setiap peristiwa soal kecurangan menuju Pemilu 2024.

“Ada saatnya kita menjadi pendukung capres atau cawapres. Tapi hari ini, kita akan menonton film ini sebagai sesama warga negara,” tulis Dandhy dalam akun instagram miliknya, Minggu (11/2).

Film ini diawali dengan cuplikan-cuplikan pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, yang awalnya menyatakan anak-anaknya belum tertarik politik, hingga deklarasi Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden, yang mendampingi Prabowo Subianto dalam Pemilu 2024.

Alur film kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai Pemilu satu putaran, serta peta sebaran suara di Indonesia mulai dari Jawa, Sumatra, dan Papua. Feri menjelaskan, untuk memperoleh kemenangan Pemilu satu putaran, diperlukan kemenangan pada 20 provinsi dengan bobot masing-masing suara sebanyak 20%.

Feri menyampaikan pentingnya untuk tahu pemimpin setiap wilayah di Indonesia, dan sejak 2021 Jokowi telah menunjuk 20 penjabat gubernur di 20 provinsi. Menurutnya, Presiden berhak menunjuk sekaligus memberikan pengaruh luar biasa untuk penunjukkan bupati/wali kota.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...