Profil Tandyo Budi, Jadi Wakasad Usai 2 Bulan Jabat Pangdam Diponegoro
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengangkat Mayjen Tandyo Budi Revita menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad). Tandyo akan mengisi posisi yang ditinggalkan Letjen Arif Rahman karena akan memasuki usia pensiun.
Pengangkatan Tandyo tertuang dalam surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/216/II/2024 tanggal 21 Februari 2024 tentang pemberhentian dan pengangkatan dalam jabatan di Tentara Nasional Indonesia. Dalam surat itu Panglima Agus juga merotasi dan memutasi 27 perwira TNI lainnya.
“Mutasi ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas dan efektivitas organisasi TNI dengan redistribusi personel yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan strategis di berbagai sektor,” ujar Kapuspen TNI Mayjen Nugraha Gumilar dalam keterangan tertulis yang dikutip Kamis (22/2).
Dalam surat keputusan tersebut, secara keseluruhan Panglima TNI memutasi dan merotasi 28 perwira TNI Angkatan Darat (AD), 3 perwira dari TNI Angkatan Laut (AL), dan 7 perwira dari TNI Angkatan Udara (AU). Setelah tidak menjadi Wakasad, Arif Rahman akan menjadi Pati di Mabes TNI AD.
Penunjukan Tandyo sebagai Wakasad menjadi sorotan lantaran ia baru saja mendapat jabatan menjadi Pangdam IV/Diponegoro. Jabatan Pangdam baru dua bulan ia emban sejak diangkat pada pertengahan Desember 2023 melalui surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1470/XII/2023. Saat itu Agus melakukan mutasi besar-besaran terhadap 183 perwira.
Lalu bagaimana profil dan rekam jejak Tandyo Budi di militer sebelum menjabat sebagai Wakasad?
Profil dan Harta Kekayaan Tandyo Budi Revita
Mayjen Tandyo Budi Revita lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 21 Februari 1969. Ia menempuh pendidikan di Akademi Militer (Akmil) pada 1991. Selain itu ia juga tercatat sebagai lulusan Seskoad dan Lemhanas RI.
Sebelum menjabat sebagai Pangdam, ia telah mengemban sejumlah jabatan strategis di lingkungan TNI AD. Ia pernah menjabat sebagai Dan Tim khusus Combat Intelligence (CI Yonif) Linud 330/Tri Dharma pada 1995. Tak hanya itu pada 2011-2012 ia dipercaya menjadi Danbrigif Linud 17/Kujang I.
Pada 2018 hingga 2019 ia menjabat sebagai Direktur Bela Negara di Direktorat Jenderal Pothan Kementerian Pertahanan. Selanjutnya pada 2019 hingga 2021 ia menjabat sebagai Dirrah Komhan Ditjen Strategi Pertahanan Kemhan dan berpindah menjadi Kepala Balai Diklat Kemhan pada 2021 hingga 2023.
Merujuk Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara atau LHKPN yang disampaikan ke KPK yang dilaporkan pada 25 Februari 2023 total harta kekayaan Tandyo mencapai Rp 3,8 miliar.
Aset tanah dan bangunan yang ia miliki totalnya Rp 3,8 miliar yang tersebar di 11 lokasi. Ia tercatat memiliki alat transportasi dan mesin dengan total nilai Rp 228 juta. Selanjutnya harta bergerak lain senilai Rp 79 juta.
Tandyo juga tercatat memiliki surat berharga senilai Rp 430 juta. Sedangkan kas dan setara kas senilai Rp 873 juta. Ia juga tercatat memiliki utang senilai Rp 1 miliar.