Jejak Karir Prabowo di TNI, Diberhentikan Habibie hingga Jadi Jenderal

Amelia Yesidora
28 Februari 2024, 11:51
Prabowo
Katadata/Muhamad Fajar Riyandanu
Presiden Joko Widodo memberikan pangkat Jenderal Kehormatan kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Mabes TNI, Cilangkap, Rabu (28/2).
Button AI Summarize

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto hari ini mendapat gelar Jenderal Kehormatan (HOR) dari Presiden Joko Widodo. Pemberian gelar Jenderal digelar dalam rapat pimpinan TNI - Polri di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta (28/2). 

Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan gelar ini didapatkan Prabowo karena kontribusi di dunia militer. Gelar itu membuat Prabowo tak yang tadinya jenderal bintang tiga kemudian naik menjadi bintang empat.

“Oleh sebab itu, Pak Prabowo diputuskan, diusulkan oleh Mabes TNI kepada presiden untuk diberikan jenderal penuh.” kata Dahnil.

Karier militer Prabowo di TNI punya cerita tersendiri. Ia dipercaya masuk dalam pasukan khusus begitu lulus dari ABRI. Namanya juga tercatat dalam berbagai operasi militer besar. Namun di akhir kariernya ia tersangkut kasus sehingga diberhentikan dari kesatuan TNI oleh Presiden RI ke-3 BJ Habibie. 

Riwayat perjalanan karier Prabowo di militer hingga diangkat menjadi jenderal 

Prabowo Lulus ABRI, Ditugaskan ke Timor Leste

Menteri Pertahanan ini memulai karirnya sejak lulus dari ABRI pada 1974. Ia masuk dalam  satuan baret merah, Komando Pasukan Khusus alias Kopassus. Ia bertugas di pasukan khusus Angkatan Darat, Komando Pasukan Sandi Yudha dari 1976 hingga 1985.

Di Korps Baret Merah, Prabowo bertemu dengan Luhut Binsar Pandjaitan, Agum Gumelar,  dan Hendropriyono. Ketiga lelaki ini juga memperoleh gelar Jenderal Kehormatan, namun lebih dulu dari Prabowo. Luhut mendapat gelar Jenderal Kehormatan pada 1 November 2000 sementara Hendropriyono pada 1 November 2004.

Adapun penempatan pertama Prabowo sebagai anggota Kopassus adalah di Timor Leste yang dikenal dengan Operasi Seroja. Di sana, ia menjabat sebagai komandan pleton pada Grup I/Para Komando. Umurnya waktu itu masih 26 tahun, dikategorikan sebagai salah satu komandan pleton termuda.

Saat bertugas di Timor Leste. Prabowo menangkap pemimpin Front Revolusi Independen Timor Leste (Fretilin), Nicolau dos Reis Lobato. Dengan tertembaknya Lobato pada 31 Desember 1978, pendudukan militer Indonesia di Timor Leste pun dimulai.

Catatan menarik dari pengalaman Prabowo di Timor Leste juga adalah berteman akrab dengan Rosario de Marshall alias Hercules. Teman Prabowo ini sempat dikenal sebagai preman pentolan Tanah Abang, setelah Timor Leste bergabung dengan Indonesia.

Hingga kini, Hercules masih terlihat mengikuti agenda-agenda Prabowo. Terbaru, Hercules mendeklarasikan dukungannya pada Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024 dan akrab dengan ajudan Prabowo, Mayor Teddy. 

Prabowo Bentuk Tim Antiteror Pertama, Semakin Akrab dengan Luhut

Prabowo masih berpangkat kapten saat pulang dari Timor Leste. Ia lalu ditugaskan berangkat ke Jerman untuk belajar antiterorisme pada Polisi Elit Jerman Barat, Grenzschutzgrupppe 9 (GSG-9). Luhut juga ikut dalam penugasan ke Jerman ini.

Pulang dari Jerman, Luhut dan Prabowo mendirikan dan memimpin unit Detasemen Khusus 81/Penanggulangan Teror atau Gultor 81. Luhut menjadi komandan pertama (1981–1990) dan Prabowo menjadi wakil kapten (1981–1985). Mereka juga yang menyeleksi dan melatih prajurit tersebut.

Pada 1985, Prabowo ditempatkan di Komando Strategis Angkatan Darat atau Kostrad. Ia pernah menjadi Wakil Komandan Batalyon Infantri Lintas Udara 328 di Jawa Barat (1985–1987), lalu naik menjadi Komandan Batalyon (1987–1991), hingga menjadi Kepala  Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kostrad (1991–1993).

Prabowo Terlibat Tim Pembebasan Papua

Benny Moerdani turun dari jabatan Menteri Pertahanan, Prabowo kemudian kembali ke Kopassus. Prabowo menjadi Komandan Grup 3 Kopassus di Cijantung (1993—1994). Barulah ia menjadi Komandan Kopassus dari Desember 1995—Maret 1998. Jabatan ini ia emban di bawah kepemimpinan Brigadir Jenderal Agum Gumelar dan Brigadir Jenderal Subagyo Hadi Siswoyo.

Desember 1995, Prabowo menjadi mayor jenderal dengan tugas sebagai Komandan Jenderal Kopassus. Tugas pertama Prabowo adalah operasi pembebasan sandera Mapenduma. Operasi ini berhasil menyelamatkan 10 dari 12 peneliti yang tergabung dalam ekspedisi Lorentz 95 dan diculik Organisasi Papua Merdeka. Mereka berkebangsaan Indonesia, Inggris, Belanda, dan Jerman.

Habibie Berhentikan Prabowo dari Pangkostrad

Pada 20 Maret 1998, Prabowo menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat. Ini adalah jabatan yang sama yang disandang ayah mertua Prabowo, Soeharto. Ia berperan dalam mengamankan kerusuhan Mei 1998.

Nama Prabowo juga dikaitkan dengan penculikan aktivis yang dilakukan Tm Mawar, salah satu bawahan Prabowo. Bintara serta Perwira Kopassus yang menculik aktivis ini dipimpin Mayor Bambang Kristiono, tapi namanya tak pernah disebut sebagai pemberi perintah penculikan. Bambang serta anggota pasukan penculik sendiri sudah dihukum.

Karier militer Prabowo pudar bersamaan dengan jatuhnya karir politik mertuanya. Sehari setelah Soeharto mengundurkan diri, 21 Mei 1998, Presiden BJ Habibie meminta Prabowo tak lagi menjadi Pangkostrad. Habibie memintanya menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI.

Riwayat pemberhentian Prabowo dari ABRI ditulis BJ Habibie dalam buku yang ia tulis: Detik-detik yang Menentukan. Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi (2006).

Habibie bercerita telah menyampaikan langsung pemberhentian Prabowo dari Panglima Kostrad. Dalam pertemuan itu Prabowo dan Habibie bercakap dalam bahasa Inggris seperti yang biasa mereka lakukan. Dalam buku itu, Habibie menggambarkan kemarahan Prabowo karena telah dipecat dari Pangkostrad. Prabowo menyebut tindakan itu sebagai penghinaan. Meski begitu Habibie mengatakan saat itu ia tidak diberhentikan namun hanya diganti dan dimutasi menjadi Komandan Sesko ABRI. 

Tak lama setelah itu Dewan Kehormatan Perwira dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Pangab Nomor Sekp/533/P/VII/1998 tanggal 14 Juli 1998. Dari empat hari rapat yang digelar maraton pada 10.12, dan 18 Agustus 1998 Prabowo akhirnya diberhentikan dari TNI. 

Ia diberhentikan dengan hormat lewat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor: 62/ABRI/1998 yang diteken Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie pada 20 November 1998. Kini dengan penganugerahan gelar kehormatan, Prabowo yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan menjadi jenderal bintang empat. 

Reporter: Amelia Yesidora

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...