PPP Temukan Anomali hingga Suara Turun 4%, Minta Kader Kawal Sirekap

Ira Guslina Sufa
1 Maret 2024, 14:50
PPP
ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom.
Anggota DPR RI Fraksi PPP Achmad Baidowi (kiri) bersama pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Jakarta Ujang Komarudin (kanan) menyampaikan paparannya dalam Diskusi Dialektika Demokrasi di Media Center MPR/DPR/DPD RI, Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) Achmad Baidowi meminta kader partainya untuk mengawal suara Pemilu 2024 di Sistem Informasi Rekapitulasi atau Sirekap milik KPU. Hal itu dilakukan lantaran suara PPP yang semula berada di atas 4% terus mengalami penurunan. 

Menurut data Sirekap yang diakses pada Jumat (1/3) pukul 14.00 WIB suara PPP secara nasional berada di 3,97%. Secara keseluruhan data untuk pileg sudah masuk dari 540.386 tempat pemungutan suara (TPS) dari total 423.326 TPS di seluruh Indonesia. Jumlah itu setara dengan 3,97%. 

“Anomali terlihat dari penurunan suara dari PPP, sementara jumlah TPS yang di-input bertambah," kata Baidowi seperti dikutip, Jumat (1/3). 

Anomali suara PPP menurut Baidowi justru berkebalikan dengan perolehan partai lain yang terlihat terus mengalami kenaikan. Namun Baidowi tak mau memerinci partai tersebut. Ia lebih fokus untuk mengawal suara PPP yang menurut hasil C salinan yang masuk di pangkalan data Bappilu DPP PPP sudah di atas ambang batas 4%. 

Bagi PPP perhitungan suara pileg menjadi momen kritis untuk menentukan apakah mereka akan melaju ke DPR di Senayan atau tidak. Alasannya, merujuk Undang-Undang Pemilu Nomor 7 tahun 2017 hanya partai yang memenuhi batas ambang parlemen atau parliamentary threshold 4% yang bisa mengirimkan wakil di DPR. Meski ketentuan ambang batas ini sudah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi dalam keputusan terbaru namun masih berlaku untuk hasil pemilu 2024. 

"Oleh karena itu, kami minta semua kader PPP seluruh tingkatan untuk mengawal suara PPP. Jangan sampai hilang ataupun migrasi ke partai tertentu," ujar Baidowi. 

Sementara itu, ia mengingatkan para kader bahwa Sirekap merupakan alat bantu yang tidak mengikat secara hukum, sehingga dapat diabaikan. Sesuai Undang-Undang 7/2017 tentang Pemilihan Umum Pasal 393 bahwa hasil resmi pemilu adalah hasil penghitungan secara berjenjang yang disaksikan oleh semua saksi partai politik. 

Merujuk data Sirekap PPP mendapat cukup banyak suara di Aceh, Banten, Gorontalo, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Partai berlambang ka’bah ini juga mendapat cukup banyak suara di Kepulauan Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Barat. 

Sementara itu secara nasional, bila merujuk Sirekap saat ini suara tertinggi diraih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan 16,44% suara. Selanjutnya ada Partai Golkar dengan 15,1% diikuti Partai Gerindra dengan 13,34%, dan Partai Kebangkitan Bangsa dengan 11,59% suara. 

Partai lain yang melaju ke DPR adalah Nasional Demokrat dengan 9,44% suara, Partai Keadilan Sejahtera 7,52%, Partai Demokrat 7,43% suara, diikuti Partai Amanat Nasional dengan 6,97% suara. Di bawah PPP ada Partai Solidaritas Indonesia dengan 3,01% suara. 

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...