Kemenhub akan Percantik Stasiun Kereta Api Bersejarah di Indonesia
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi akan merevitalisasi stasiun kereta api bersejarah di Indonesia tanpa mengurangi nilai historis yang dimiliki bangunan tersebut. Hal ini diungkapkan Budi di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (9/3).
“Kita sedang mempelajari stasiun mana saja yang memang potensial untuk direvitalisasi dan dengan adanya revitalisasi ini mengembalikan nilai-nilai sejarahnya,” kata Budi dikutip dari Antara, Minggu (10/3).
Budi menjelaskan, terdapat sejumlah stasiun di daerah yang menyimpan warisan sejarah masa lalu, serta dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata. Mengingat, sebagian besar bangunan itu kondisinya masih terawat.
Misalnya, Stasiun Cirebon yang sudah berdiri sejak zaman kolonial dan bangunan utamanya memiliki gaya arsitektur khas gedung-gedung di Eropa. Dia menyaksikan sendiri stasiun tersebut masih mempertahankan corak arsitektur masa lalu, serta dalam waktu dekat segera dipercantik beberapa sudutnya.
Menurut dia, konsep revitalisasi itu sedang dirancang sehingga penerapannya bisa sesuai dengan tetap mempertahankan warisan cerita sejarah yang melekat pada bangunan stasiun. “Saya sedang melakukan evaluasi terhadap stasiun-stasiun heritage yang ada di Indonesia. Kita tahu bahwa stasiun-stasiun di Indonesia itu cantik-cantik dan penuh goresan sejarah,” ujarnya.
Menambah Daya Tarik Wisatawan
Budi menekankan keberadaan stasiun heritage ini harus dioptimalkan. Artinya, bangunan itu tidak sekadar menjadi lokasi berkumpulnya masyarakat yang menggunakan jasa angkutan kereta api. Melainkan, bisa menjadi daya tarik tambahan untuk menambah destinasi wisata di kota tersebut.
“Kita coba memberikan keindahan atau objek turis bagi kota-kota yang dilalui. Saya juga tadi ngobrol dengan turis dari China. Dia datang ke sini mau melakukan survei tentang penduduk Indonesia,” ujarnya.
Ia berharap jika kajian dan evaluasi bisa selesai, maka tahap revitalisasi untuk mempercantik stasiun bersejarah di Indonesia dapat dilakukan secepat mungkin.
Sementara Vice Presiden PT KAI Daop 3 Cirebon Dicky Eka Priananda menyambut baik rencana revitalisasi itu, karena Stasiun Cirebon sendiri termasuk salah satu stasiun bersejarah di Jawa Barat.
Dia menyerahkan sepenuhnya konsep revitalisasi kepada Kemenhub, supaya kondisi Stasiun Cirebon bisa lebih baik ke depannya.
“Progres masih dalam pembahasan. Hanya diawal kita rapat, sampai dengan Mei 2024 ini Detail Engineering Design harus sudah selesai. Perkembangan lebih lanjut nanti menunggu keputusan Pak Menhub,” kata Dicky.
Ia menambahkan, saat meninjau stasiun tersebut, Budi mengagumi fasad depan Stasiun Cirebon dan meminta agar bentuk bangunan itu dipertahankan.
“Beliau senang banget dengan fasad yang di atas. Minta bangunan lama dipertahankan. Bangunan tinggi ini nanti tidak diubah. Lalu ke dalam tadi lihat, overkapping itu mungkin tidak harus diubah tapi diperbaiki,” kata dia.
Stasiun Cirebon Dirancang Arsitek Belanda
Berdasarkan informasi dari PT KAI Daop 3 Cirebon, Stasiun Cirebon diresmikan pada 3 Juni 1912 atau bertepatan dengan dibukanya jalur Kereta Api Cikampek-Cirebon sepanjang 137 km.
Stasiun Cirebon dirancang oleh arsitek Belanda Pieter Adriaan Jacoobus Moojen dengan konsep arsitektur yang memadukan elemen-elemen Eropa, dengan adaptasi terhadap iklim di Indonesia.
Arsitektur bercorak Eropa itu terlihat pada pemakaian hiasan puncak atap, serta bentuk lengkungan dan simetris diaplikasikan dalam ornamen dinding eksterior stasiun tersebut.