Kubu Anies Kritik Airlangga Politik Transaksional Soal Jatah Menteri
Membuat ringkasan dengan AI
Juru Bicara Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar atau Timnas AMIN, Billy David Nerotumilena, merespon pernyataan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, soal permintaan kursi di kabinet berikutnya. Menurut Billy sikap Airlangga itu merupakan bentuk politik transaksional.
“Ini patut menjadi perhatian kita semua, bagaimana politik transaksional dilakukan jauh-jauh hari bahkan sebelum hasil pemilu resmi diumumkan,” kata Billy dalam video, dikutip Senin (18/3).
Billy juga menyoroti bagaimana Airlangga terlibat dalam banyak kontroversi politik. Pertama, ia juga yang mendengungkan pembahasan makan siang gratis di kabinet. Kini ia terlibat dalam pernyataan bagaimana jatah menteri bisa diambil partai.
“Saya rasa ini tidak patut dilakukan dan kita perlu menunggu hasil Pemilu selesai, resmi diumumkan, dan langkah-langkah konstitusional lainnya juga patut kita tunggu,” ujar Billy.
Ia juga menegaskan Timnas AMIN masih dalam komitmen menjaga iklim demokrasi dengan menunggu hasil pengumuman KPU. Menurut Billy elite politik di Indonesia seharusnya bertindak untuk lebih meningkatkan kualitas demokrasi.
Sebelumnya Airlangga mengatakan ingin mendapat jatah lima kursi di kabinet Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming nantinya. Permintaan itu ia sampaikan lantaran menilai Golkar memiliki kontribusi cukup besar dalam memenangkan Prabowo - Gibran di pilpres.
Airlangga mengatakan sudah menyampaikan ke Prabowo bahwa ada banyak pendukung Golkar yang memilih Prabowo - Gibran di pilpres. Ia mengkalkulasi dukungan dari Golkar mencapai 25% dari total suara yang diperoleh Prabowo.
“Jadi kalau 25 persen, kalau bagi-bagi, ya banyak-banyak sedikit boleh lah,” ujar Airlangga dalam acara Buka Bersama DPP Partai Golkar di Hotel The Mulia, Nusa Dua, Bali, Jumat (15/3) lalu.
Sebelumnya Golkar juga mengatakan bahwa pada pemilu 2024 ini raihan suara Partai Beringin di legislatif juga meningkat pesat. Golkar memperkirakan bisa meraih hingga 100 kursi lebih di DPR. Sedangkan pada pemilu 2019 Golkar meraih 85 kursi di DPR.
