Jokowi Bertemu PM Singapura di Istana Bogor, Bahas Politik hingga IKN
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima lawatan kunjungan kerja Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (29/4). Pertemuan itu sebagai bagian dari lawatan dalam rangka konvensi Leader's Retreats.
Jokowi dan Lee memasuki Istana Bogor sekira pukul 10.09 WIB. Keduanya mengenakan setelan batik lengan panjang dan celana hitam. Proses kunjungan Lee kali ini berbeda dengan lawatan kenegaraan. Tidak ada prosesi penyambutan kenegaraan hingga inspeksi pasukan kehormatan.
Pertemuan Leader's Retreats merupakan agenda tahunan yang dilakukan antara Presiden Indonesia dengan Perdana Menteri Singapura. Pada 2023, Leader's Retreats digelar di Hotel Fullerton, Singapura.
Sejumlah jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju turut mendampingi Jokowi dalam pertemuan tersebut. Terpantau hadir yakni Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim.
Dalam rombongan itu juga turut hadir Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly serta Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Jokowi mengajak Lee untuk berfoto bersama dan menandatangani buku tamu kenegaraan di Ruang Teratai. Setelah itu, keduanya menuju veranda belakang Istana Bogor. Jokowi dan Lee melaksanakan pertemuan bilateral di Ruang Oval.
Sekira pukul 11.00 WIB, dua kepala negara itu menyampaikan pernyataan pers bersama usai pertemuan bilateral di Ruang Teratai. Dalam pernyataannya, Jokowi menguraikan sejumlah poin penting dalam pertemuan Leader's Retreats tahun ini, yakni perjanjian penguatan kerja sama bidang politik dan keamanan, ekonomi, sosial budaya dan perdamaian global.
Bahas Kerja Sama Dua Negara
Jokowi mengatakan, penguatan kerjasama politik dan pertahanan antara Indonesia dan Singapura semakin baik dari tahun ke tahun. Peningkatan itu seiring dengan berjalannya implementasi perjanjian Re-alignment Flight Information Region (FIR) atau Penyesuaian Area Layanan Navigasi Penerbangan antara Indonesia dengan Singapura.