Usulan Damai Prabowo Ditolak Zelenskyy, Proposalnya Tuai Kritik

Amelia Yesidora
6 Juni 2024, 15:37
Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subianto tampil sebagai pembicara dalam sesi Special Address pada forum IISS Shangri-La Dialogue 2024
Dok. Kementerian Pertahanan
Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subianto tampil sebagai pembicara dalam sesi Special Address pada forum IISS Shangri-La Dialogue 2024
Button AI Summarize

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengungkapkan hasil pertemuan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, di forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue di Singapura. Prabowo melaporkan hasil pertemuan itu kepada Presiden Joko Widodo hari ini.

Prabowo mengatakan Zelenskyy tidak setuju pada usulannya yang mendukung gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. “Dalam pembicaraan, saya terus berusaha meyakinkan Presiden Zelenskyy, menawarkan jasa-jasa baik kita, apakah Indonesia bisa membantu untuk mendorong ke arah gencatan senjata,” kata Prabowo pada wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/6).

Prabowo mengusulkan agar Ukraina dan Rusia mengambil Langkah perdamaian saat berpidato di forum IISS Shangri-La Dialogue 2023 di Singapura, Sabtu (3/6). Usulan itu ditolak Ukraina dan didukung Rusia.

Prabowo menyatakan akan terus berusaha memberi usulan dalam mencari jalan keluar atas perang Rusia-Ukraina. "Kami terus akan berusaha terus," kata dia.

Meski Zelenskyy menolak usulan itu, dia mengajaknya bertemu dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian di Jenewa pada pertengahan Juni. Namun, undangan ini masih perlu dibahas dengan presiden.

“Beliau mengundang saya ke Jenewa. Tapi tentunya nanti presiden, menteri luar negeri, mungkin juga menko polhukam akan menggodok sikap Indonesia yang final, apakah kita akan hadir atau tidak,” ujarnya.

Proposal Prabowo Tuai Kritik

Prabowo menyampaikan proposal perdamaian saat berpidato di Shangri-La Dialogue di Singapura, Sabtu (3/6) lalu. “Yang pertama harus dilakukan adalah meminta pihak Ukraina dan Rusia untuk menerapkan gencatan senjata,"kata Prabowo dalam keterangannya, dikutip dari Antara, Senin (5/6).

Prabowo juga mengusulkan agar pasukan dari kedua negara tersebut untuk mundur sejauh 15 kilometer dari titik gencatan senjata sehingga dapat menghadirkan wilayah demiliterisasi.

Ia kemudian meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membentuk dan menempatkan pasukan penjaga di wilayah demiliterisasi tersebut. Selain itu, menurut Prabowo, Indonesia akan menjadi negara pertama yang ikut andil menjadi pasukan penjaga perdamaian tersebut.

"Saya memutuskan bahwa Indonesia akan menjadi negara pertama yang ikut menjadi pasukan penjaga perdamaian," kata Prabowo.

Ia berpandangan, perang antara Rusia dan Ukraina harus segera dihentikan karena dampaknya terhadap kehidupan di seluruh dunia. Prabowo juga mengusulkan adanya deklarasi yang dihasilkan dari pertemuan Shangri-La Dialogue guna mencegah munculnya keadaan yang semakin memburuk, termasuk kerusakan hingga semakin bertambahnya korban jiwa.

Beberapa peserta pertemuan sempat mempertanyakan usulan yang disampaikan Prabowo tersebut. Mereka mengkhawatirkan usulan itu akan menjadi pembenaran terhadap agresi yang dilakukan oleh Rusia.

Ukraina menolak dengan usulan Prabowo karena menganggapnya seperti mewakili kepentingan Rusia. Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov beranggapan, apa yang disampaikan Prabowo aneh.

"Kedengarannya seperti rencana Rusia, bukan Indonesia. Kami tidak butuh mediator seperti ini datang kepada kami dengan rencana aneh ini," kata Rezkinov, seperti dikutip dari AFP, Senin (5/6).

Tahun lalu, Prabowo juga sudah menyampaikan proposal perdamaian Rusia—Ukraina. Sama seperti tahun ini, proposal ini ditolak Ukraina.

Reporter: Amelia Yesidora
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...