Riset IMD WCR: Daya Saing RI Naik 7 Peringkat ke Posisi 27 Dunia

Happy Fajrian
18 Juni 2024, 19:56
peringkat daya saing
ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/Ak/nz
Truk peti kemas melintas di IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (7/12/2023).
Button AI Summarize

Hasil riset IMD World Competitiveness Ranking (WCR) 2024 menunjukkan bahwa peringkat daya saing Indonesia naik ke posisi 27 dunia dari 67 negara yang dinilai, naik 7 peringkat dari posisi 34 pada 2023.

Untuk kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada di posisi tiga besar setelah Singapura yang berada pada peringkat pertama dunia dan Thailand di peringkat 25.

“Dalam beberapa dekade terakhir, negara-negara seperti Cina, India, Brasil, Indonesia, dan Turki mengalami pertumbuhan dan pembangunan pesat. Imbasnya kini mereka memegang peranan penting dalam perdagangan, investasi, inovasi, dan geopolitik,” kata Direktur World Competitiveness Center (WCC) IMD, Arturo Bris di Jakarta, Selasa (18/6).

Berdasarkan laporan WCR 2024, secara rinci beberapa negara dengan daya saing terbaik di kawasan Asia Tenggara mencakup Singapura (1), Thailand (25), Indonesia (27), Malaysia (34), dan Filipina (52).

Menurut Bris, jebloknya performa Malaysia tahun ini lantaran pelemahan mata uang, dan ketidakstabilan politik dan ketidakpastian kebijakan pemerintah. Sementara Indonesia naik dari peringkat 34 tahun lalu, menempati takhta Malaysia di posisi 27.

“Daya saing Indonesia didongkrak oleh peningkatan performa ekonomi, kemampuan menarik kapital, dan pertumbuhan PDB (produk domestik bruto). Tahun ini performa ekonomi Asia Tenggara amat baik, kecuali untuk Malaysia yang turun peringkat,” kata Bris.

Secara keseluruhan, peringkat Indonesia bahkan hanya terpaut tipis dengan Inggris (28), hingga berhasil melampaui daya saing Jepang (38) dan India (39). Peringkat daya saing Inggris anjlok setelah British Exit (Brexit) lantaran terisolasi dari negara Eropa lain. Peringkat Inggris membaik tahun ini.

Sementara penurunan daya saing Jepang, menurut Bris, dikarenakan negara ini kurang agresif melakukan transformasi digital. Indikasinya adalah penurunan ekspor teknologi, padahal sebelumnya Jepang sempat mendominasi perusahaan teknologi dunia.

Tapi, belakangan Jepang tak lagi memiliki perusahaan multinasional yang menawarkan layanan teknologi baru seperti AI, mikrocip, pengelolaan data, komputasi awan (cloud), dan sebagainya.

Gunakan Empat Indikator

Bris menjelaskan lebih lanjut, IMD World Competitiveness Center (WCC) menggunakan empat indikator untuk menentukan peringkat WCR 2024, yaitu performa ekonomi, efisiensi pemerintah, efisiensi bisnis, dan infrastruktur.

Dari keempat indikator ini, peringkat daya saing Indonesia didongkrak oleh tinggi pada efisiensi bisnis (14), efisiensi pemerintah (23) dan performa ekonomi (24). Namun, Indonesia masih cukup lemah pada ketersediaan infrastruktur, terutama terkait infrastruktur kesehatan dan lingkungan (61), pendidikan (57), sains (45) dan teknologi (32).

Terkait efisiensi bisnis, hal yang berhasil mendongkrak skor Indonesia adalah soal masifnya ketersediaan tenaga kerja (2), efektivitas manajemen perusahaan (10), perilaku dan tata nilai masyarakat yang mendukung efisiensi perusahaan(12). Meski demikian finansial (25) dan produktivitas (30) perusahaan masih perlu ditingkatkan.

Untuk efisiensi pemerintah, nilai Indonesia paling terpuruk terkait perundangan bisnis (42) yang mendukung daya saing sektor swasta seperti aturan perdagangan, persaingan dan ketenagakerjaan.

Peringkat kedua terburuk terkait kerangka sosial yang mengukur keadilan penegakan hukum, pendapatan, dan kesetaraan gender. Sementara untuk kebijakan pajak (12) dan kebijakan finansial publik (18) terkait efisiensi bank sentral dan bank umum, Indonesia berhasil mendapat peringkat yang baik.

“Penilaian IMD WCR 2024 dilakukan berdasarkan kemampuan suatu negara untuk meningkatkan kesejahteraan dalam jangka panjang. Artinya, penelitian berdasarkan survei dan data keras ini dilakukan bukan sekedar mengukur tingkat daya beli, produktivitas, dan PDB semata, tapi turut memperhitungkan faktor sosial, budaya, dan keberlanjutan lingkungan,” katanya.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...