Upaya PKS Usung Sohibul Iman jadi Cagub Jakarta Berpotensi Kandas

Ira Guslina Sufa
25 Juni 2024, 12:24
PKS
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.
Presiden Partai PKS Sohibul Iman (tengah) saat diwawancara wartawan usai bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/3/2020).
Button AI Summarize

Keputusan Partai Keadilan Sejahtera mengusung kader sendiri di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta mengubah konstelasi politik di Jakarta. Pada Minggu (23/6) PKS mengumumkan akan mengusung mantan Presiden partai Mohamad Sohibul Iman menjadi calon gubernur. 

Pakar ilmu politik Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Ardli Johan Kusuma menilai langkah PKS mengusung Wakil Ketua Majelis Syuro partai itu belum tentu final sampai pilkada dimulai. Ia melihat strategi itu lebih pada upaya PKS meningkatkan daya tawar partai dari penentuan bursa calon guberur dan wakil gubernur. 

“Untuk mendorong posisi tawar mereka terhadap partai-partai yang akan berkoalisi dengan PKS maupun terhadap figur-figur potensial yang akan mereka usung dari luar partai,” kata Ardil seperti dikutip Selasa (25/6). 

Ia mengatakan bahwa pengusungan Sohibul Iman sebagai bakal calon gubernur Jakarta masih dinamis ke depannya. Alasannya PKS masih memerlukan partai koalisi dalam mengusung cagub dan cawagub DKI. 

Saat ini meski PKS menjadi partai pemenang pemilu di Jakarta, namun partai yang lahir setelah reformasi itu diprediksi hanya memiliki 18 kursi di DPRD Jakarta. Sementara, bila merujuk pada Pasal 40 UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota, partai politik atau gabungan partai harus memiliki minimal 22 kursi di DPRD Jakarta untuk bisa mengusung calon. 

“Artinya, PKS juga harus rasional jika nantinya tidak ada partai lain yang mau mendukung pengusungan Sohibul Iman sebagai cagub, maka mau tidak mau PKS harus menurunkan posisinya, misalnya kembali ke skenario awal, yaitu membidik posisi calon wakil gubernur,” ujar Ardil. 

Daya tawar PKS menurut Ardil terletak pada raihan suara tertinggi dalam Pileg DPRD DKI Jakarta pada Pemilu 2024, yakni memperoleh sebanyak 1.012.028 suara atau 16,68 persen. Meski begitu daya tawar itu dinilai terbatas lantaran sosok Sohibul Iman selama ini belum masuk dalam daftar figur potensial calon gubernur Jakarta. 

PKS mengakui saat ini tengah mencari kawan koalisi untuk mengusung Sohibul. PKS saat ini tengah mencari kawan untuk berkoalisi mendukung Sohibul Iman di Pilkada Jakarta. Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri mengatakan sosok yang akan mendampingi Wakil Ketua Majelis Syuro partai itu di Pilkada Jakarta masih menunggu koalisi terbentuk.

“Dengan siapa Pak Sohibul Iman berpasangan, nanti kita melihat komposisi koalisi yang terbentuk. Jadi bukan artinya partai tidak punya kader, punya, tapi siapa pasangannya akan menunggu koalisi yang terbentuk siapa yang akan diusung menjadi cagub dan cawagub,” kata Ahmad Mabruri. 

Dia meminta publik menunggu deklarasi resmi PKS dengan partai politik lain untuk mengumumkan pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung pada Pilkada Jakarta 2024. Menurut Mabruri, sejak awal Presiden PKS Ahmad Syaikhu sudah memberikan arahan kepada jajaran partainya agar mengusung kader sendiri pada Pilkada Jakarta 2024.

Peluang Anies Menang Lebih Besar 

Kondisi berbeda justru terjadi pada mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan maupun mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Menurut Ardil Anies Baswedan meski baru diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa yang diprediksi mengantongi 10 kursi namun memiliki elektabilitas yang tinggi menurut sejumlah lembaga survei. 

Ardil menjelaskan bila tetap ingin mengusung Sohibul Iman, PKS akan dihadapkan pada dua tantangan besar. Pertama berkaitan dengan siapa partai yang mau diajak berkoalisi dan kedua berkaitan dengan bagaimana cara mendongkrak elektabilitas Sohibul Iman. 

Dengan berbagai skenario, PKS menurut Ardil bisa saja kembali mengusung Anies Baswedan dan mengajukan Sohibul sebagai wakil seperti skenario yang pernah diungkap ke publik. Sebelumnya PKS disebut ingin mengusung Anies dengan syarat calon wakil gubernur berasal dari kader internal PKS. 

Adapun nama Anies saat ini juga dibidik oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang diprediksi memiliki 15 kursi DPR. Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga mengungkapkan partainya tengah melakukan kalkulasi bila memasangkan Anies dengan kader partai berlogo kepala banteng bermoncong putih di Pilkada Jakarta. 

Menurut Eriko perolehan suara Anies di Pilpres 2024 menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan partainya. Suara Anies dianggap tak terlalu terpaut jauh dengan pasangan calon Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.  

Ketua DPP PDIP Puan Maharani pun menilai Anies cukup diperhitungkan dalam bursa calon Gubernur DKJ. Kendati demikian, Eriko mengatakan, secara matematis tak sesimpel menggabungkan perolehan suara yang diperoleh kubu 01 dan 03 di Pilpres untuk menjadi patokan kemenangan di Pilkada. 

PDIP juga telah menggodok nama kader untuk berpasangan dengan Anies. Salah satu nama yang diisukan maju adalah Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi. 



Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...