Gunung Semeru Erupsi Tiga Kali pada Selasa Pagi

Tia Dwitiani Komalasari
23 Juli 2024, 08:28
Asap vulkanis keluar dari kawah Gunung Semeru saat terlihat dari Desa Sumberurip, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (17/7/2024). Bedasarkan hasil analisa dan evaluasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hingga Minggu (14/7), tingkat
ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/nym.
Asap vulkanis keluar dari kawah Gunung Semeru saat terlihat dari Desa Sumberurip, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (17/7/2024). Bedasarkan hasil analisa dan evaluasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hingga Minggu (14/7), tingkat aktivitas Gunung Semeru turun dari Level III (Siaga) menjadi Level ll (Waspada) terhitung sejak Senin (15/7) pukul 15.00 WIB.
Button AI Summarize

Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang Jawa Timur,  mengalami erupsi sebanyak tiga kali pada Selasa pagi (23/7). 

Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.42 WIB dengan visual letusan tidak teramati karena terutup kabut, Kemudian erupsi kembali terjadi pada pukul 05.20 WIB dan visual letusan tidak teramati.

Saat laporan itu dibuat, erupsi gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu masih berlangsung.

"Erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa itu terjadi kembali pada pukul 06.01 WIB, namun visual letusan tidak teramati karena tertutup kabut," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Liswanto dalam laporan tertulis yang diterima di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (23/7) dikutip dari Antara.

Berdasarkan laporan petugas pengamatan kegempaan Gunung Semeru selama 24 jam pada Senin (22/7) tercatat 46 kali mengalami gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 11-23 mm dan lama gempa 45-127 detik.

Kemudian tercatat 45 kali gempa guguran dengan amplitudo 1-8 mm dan lama gempa 29-110 detik, sebanyak 20 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-7 mm dan lama gempa 25-80 detik, serta lima kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 5-22 mm, S-P 12-18 detik dan lama gempa 29-47 detik.

Gunung Semeru berstatus Waspada atau Level II. Dengan demikian, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, lanjut dia, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak. Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 3 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Selain itu, masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Pihak PVMBG merilis bahwa status Gunung Semeru turun dari Siaga atau Level III menjadi Waspada atau Level II sejak 15 Juli 2024 pukul 15.00 WIB berdasarkan hasil evaluasi dan analisis menyeluruh.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...