PBNU Buka Opsi Bentuk Pansus Bahas Kans PKB Kembali Jadi Bagian NU

Ade Rosman
26 Juli 2024, 14:18
PBNU
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/Spt.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (kiri) didampingi Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (kanan) menyampaikan keterangan terkait pertemuan lima orang warga Nahdatul Ulama atau Nahdliyin dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Jakarta, Selasa (16/7/2024).
Button AI Summarize

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berencana mengembalikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi bagian dari Nahdlatul Ulama. Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengatakan saat ini PBNU tengah mendiskusikan untuk membentuk tim lima atau semacam panitia khusus (Pansus) tentang PKB.

PBNU menilai saat ini elit PKB banyak membuat pernyataan yang melenceng dari fatsun awal berdirinya partai tersebut. Pembentukan tim lima menurut Syaifullah bisa diupayakan untuk mengembalikan PKB ke PBNU.

“Langkah ini setelah melihat pernyataan elit-elit PKB yang ahistoris. Ada tanda-tanda mereka akan membawa lari dari sejarah berdirinya PKB,” kata Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Jumat (26/7).

Ia mengatakan, sesuai sejarahnya PKB didirikan oleh struktur NU dari pengurus pusat hingga ke cabang. Karena itu ia menyebut pembentukan PKB tidak bisa dilepaskan dari NU. 

Gus Ipul juga menyebut adanya pernyataan elit-elit PKB yang menganggap bahwa PBNU tidak perlu didengarkan. Padahal, kata dia, tanpa mendengarkan PBNU, PKB terbukti gagal dalam proses pemilihan Presiden beberapa waktu lalu.

Lebih jauh ia mengatakan tim lima yang akan dibentuk nantinya akan menyerupai tim lima yang pada awal reformasi pernah dibentuk PBNU untuk mendirikan PKB. Realisasi tim lima saat ini menunggu persetujuan dari Rais Aam Miftachul Ahyar dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf.

“Kami akan undang bergabung seluruh tokoh, para aktivis NU untuk dimintai pendapatnya terkait hal ini,” kata Gus Ipul. 

Reporter: Ade Rosman

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...