Jejak Jokowi di Partai Golkar, Disebut jadi Kader Sejak 1997
Kursi Ketua Umum Partai Golkar kosong setelah Airlangga Hartarto memutuskan mundur dari posisi pucuk pimpinan partai beringin pada Sabtu (10/8). Sejumlah nama digadang-gadang menjadi kandidat menjadi pimpinan Partai Golkar selanjutnya.
Dari internal partai, nama Menteri Investasi Bahlil Lahadalia digadang menjadi kandidat potensial. Tak hanya itu, sejumlah nama dari eksternal turut disebut-sebut menjadi kandidat calon ketua umum Golkar.
Salah satu yang menjadi perbincangan adalah potensi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi ketua umum Golkar. Kabar lain, Jokowi akan diplot menjadi Ketua Dewan Penasihat Golkar bila ketua umum dipegang oleh Bahlil.
Nama Jokowi masuk bursa ketua umum Golkar sejak bergulirnya wacana Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada akhir 2023 lalu. Menguatnya isu itu seiring dengan merenggangnya hubungan Jokowi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Puncaknya terjadi saat Jokowi merestui pencalonan putranya Gibran Rakabuming Raka bertarung di pilpres dengan perahu Koalisi Indonesia Maju melawan Ganjar Pranowo yang merupakan kader utama PDIP. Jokowi tak lagi sejalan dengan partai yang telah mendukung karir politiknya sejak maju menjadi Wali Kota Surakarta pada 2005 dan berlanjut saat maju menjadi Gubernur DKI Jakarta dan Presiden dua periode.
Ketika hendak berkunjung ke Jepang pada 16 Desember 2023 lalu, tak seperti biasanya, Jokowi mengenakan dasi berwarna kuning, warna yang identik dengan Partai Golkar. Hal itu ramai diperbincangkan karena dianggap sebagai sinyal Jokowi merapat ke Golkar. Namun wacana itu meredup seiring semakin solidnya Airlangga memimpin Golkar menghadapi Pemilu dan Pilpres 2024.
Pada Maret 2024, setelah Pemilu berakhir, nama Jokowi kembali muncul. Ia diusulkan menjadi calon pengganti Airlangga di pucuk Partai Golkar lantaran dianggap telah menjadi bagian dari Partai Beringin.
Anggota Dewan Pakar Partai Golkar, Ridwan Hisjam sempat mengklaim Jokowi sejatinya merupakan kader partai beringin. Dalam acara Kompas Petang, dengan tema 'Syarat Ketua Umum Golkar Diubah demi Jokowi?' yang tayang di Kompas TV, pada 16 April 2024 lalu, Ridwan menyebut Jokowi pernah menjadi pengurus asosiasi mebel Indonesia pada 2002 silam.
Posisi Jokowi sebagai pengusaha ini menurut Ridwan menjadi penguat bahwa mantan Wali Kota Solo itu pernah menjadi kader Golkar. Hal itu didasarkan situasi bahwa pengurus organisasi pengusaha merupakan kader Golkar. Ia menjadi Ketua Asosiasi Mebel Indonesia Asmindo Solo Raya 1997-2002
“Pak Jokowi ini pengurus asosiasi mebel Indonesia di tahun 2002, mulai 1997, zaman orde Baru," kata Ridwan.
Kini nama Jokowi kembali disebut-sebut menjadi salah satu tokoh yang akan mengambil peran setelah mundurnya Airlangga. Meski begitu Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, menyatakan bahwa keputusan Airlangga untuk mundur ada hubungannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia menyebut sikap itu sebagai inisiatif pribadi.
"Pengunduran diri Bapak Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar adalah pilihan atau hak pribadi beliau yang selanjutnya sepenuhnya menjadi urusan internal Partai Golkar. Jadi tidak ada kaitannya sama sekali dengan Presiden," kata Ari dalam keterangan tertulis kepada wartawan pada Senin (12/8).
Ari memastikan sejauh ini Airlangga masih menduduki jabatan sebagai Menteri Koordinator bidang Perekonomian. Airlangga juga turut serta mendampingi Jokowi dalam sidang kabinet perdana di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur pada Senin (12/8).