Jokowi Resmikan Bendungan Leuwikeris Rp 3,5 T: Ini Telan Biaya Paling Besar
Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Leuwikeris, Tasikmalaya, Jawa Barat, hari ini (29/8). Pembangunan bendungan ini memakan anggaran total Rp 3,5 triliun, paling mahal selama Jokowi menjabat.
“Dari 45 bendungan yang sudah saya resmikan, ini adalah bendungan yang menelan biaya paling besar,” kata Jokowi dilansir dari akun YouTube Sekretariat Presiden.
Adapun bendungan ini sudah dibangun sejak 2016 dan selesai tahun ini. Artinya, butuh delapan tahun untuk membangun bendungan berkapasitas 81 juta meter kubik tersebut.
Ia membandingkan anggaran bendungan ini dengan bendungan lain yang dibangun di zamannya. Rata-rata pembangunan bendungan butuh duit Rp 800 miliar hingga Rp 1,5 triliun. Namun, luas genangan Bendungan Leuwikeris bisa mencapai 245 hektare dan daya tampung sangat besar yakni 81 juta meter kubik air.
“Sudah dihitung bisa mengairi daerah irigasi seluas 11.200 hektare. Sangat besar manfaatnya bagi para petani,” katanya.
Adapun Jokowi menjelaskan pemerintah masih akan meresmikan delapan bendungan lagi. Total akan ada 53 bendungan yang akan diresmikan dalam masa jabatannya.
Sedangkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR mulai melakukan pengisian awal atau impounding Bendungan Leuwikeris dalam rangka mempercepat peningkatan ketahanan air di Provinsi Jawa Barat.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan Bendungan Leuwikeris bertujuan untuk meningkatkan volume tampungan air sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku dan mereduksi banjir.
"Sungai Citanduy belum terdapat bendungan. Apabila bendungannya sudah rampung, maka kontinuitas suplai air ke sawah terjaga. Selama ini lahan pertanian kerap mengalami banjir saat musim hujan dan kekurangan air pada musim kemarau," kata Basuki, Rabu (21/8), seperti dikutip dari Antara.
Biaya pembangunan Bendungan Leuwikeris sebenarnya masih di bawah konstruksi Bendungan Jatigede di Sumedang Jawa Barat yang menelan biaya Rp 6,5 triliun. Meski demikian, konstruksi Jatigede sebenarnya dimulai di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meski rampung pada 2015.