Kasus Suspek Cacar Monyet Kembali Ditemukan di Jakarta, Ini Gejalanya
Dinas Kesehatan Jakarta mencatat sebanyak 11 kasus cacar monyet (Monkeypox) ditemukan di Jakarta pada 2024. Sementara tiga kasus suspek atau terduga cacar monyet baru kembali ditemukan di Jakarta Barat.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati mengatakan hasil studi mengidentifikasi kelompok rentan penularan virus cacar monyet yaitu laki-laki berusia 20-40 tahun yang bekerja di luar rumah, memiliki orientasi seksual homoseksual dan biseksual serta pasien HIV atau IMS.
Gambaran klinis pasien penyakit ini pada wabah 2022 dan 2023 berupa demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, kelelahan tubuh disertai ruam atau lesi berupa lenting maupun gelembung kecil keputihan dengan bagian tengah yang berwarna gelap.
"Dengan langkah-langkah yang terus dilakukan, diharapkan kasusnya di Jakarta dapat diminimalisasi dan masyarakat tetap waspada serta berperan aktif dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit ini," kata dia dikutip dari Antara, Senin (2/9).
Jakarta Utara dan Barat Temukan Kasus Suspek Terbaru
Sementara itu, tiga kasus terduga cacar monyet ditemukan di Jakarta Barat. Saat ini kasus tersebut masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.
"Baru suspect (terduga) masih menunggu hasil laboratorium," kata Kepala Sudinkes Jakarta Barat, Erizon Safari melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat (30/9).
Adapun satu dari ketiganya dirawat di rumah sakit sementara dua orang lainnya menjalani isolasi mandiri di rumah.
Pemerintah Kota Jakarta Utara (Pemkot Jakut) juga menemukan lima kasus suspek cacar monyet di daerah itu.
“Sejak awal Januari hingga Agustus 2024, ada lima warga suspek cacar monyet. Dua orang positif dan tiga orang negatif usai dilakukan serangkaian pemeriksaan,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara dr Lysbeth Regina Pandjaitan di Jakarta, Senin (2/9).
Diketahui, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan vaksin untuk cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita human immunodeficiency virus atau HIV.
"Vaksin Mpox kita berikan, Mpox itu enggak menular, di situ-situ saja, jarang. Itu biasanya ke kelompok tertentu kayak HIV. Jadi, yang kita vaksin di kelompok itu-itu saja, dan yang swasta (rumah sakit) nanti kita juga sebarkan," ujar Menkes di RSCM, Jakarta, Jumat.
Ia menegaskan hingga saat ini stok vaksin untuk Mpox masih aman dan mengimbau masyarakat untuk terus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Aman, tenang itu tenang (stok vaksin), yang penting perilaku baik, karena kayak HIV itu penularan Mpox," katanya.