Prabowo Tunjuk Hashim Djojohadikusumo Pimpin Delegasi Indonesia di COP29
Presiden Prabowo Subianto menunjuk adik kandungnya, Hashim Djojohadikusumo, sebagai utusan khusus untuk bidang energi dan lingkungan pada pertemuan Conference of the Parties atau COP29. Untuk diketahui, COP 29 akan digelar pada 11-22 November 2024 di di Baku, Azerbaijan.
Hashim akan memimpin delegasi yang beranggotakan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono. Hashim akan menyampaikan beberapa capaian Indonesia dalam Paris Agreement pada tahun ini.
"Indonesia akan menjadi satu-satunya negara yang telah mengimplementasikan artikel keenam Paris Agreement di dunia. Ini tentu capaian yang akan dibawa Pak Hashim ke COP 29," kata Hanif di kantornya, Selasa (29/10).
Artikel keenam Paris Agreement merupakan kerja sama sukarela antara beberapa pihak untuk mencapai target penurunan karbon nasional atau NDC yang lebih tinggi. Hanif mencatat pemerintah telah menandatangani kerja sama artikel enam Paris Agreement dengan Jepang.
Walau demikian, Hanif masih enggan menyampaikan peningkatan target NDC Indonesia akibat kerja sama tersebut. Menurutnya, angka target tersebut masih menunggu persetujuan Prabowo sebelum menjadi NDC kedua nasional yang diterapkan pada 2030-2035.
"Upaya serius pemerintah untuk menambah ambisi penurunan emisi sudah termaktub dalam NDC kedua. Selain itu, kami akan mengupayakan desain blue carbon dalam NDC kedua," ujarnya.
Walau demikian, Hanif menjelaskan semua sektor penghasil karbon akan diminta secara maksimal demi menurunkan emisi pada 2030-2035. Dengan demikian, pemerintah dapat mengetahui tren penurunan emisi di dalam negeri.
Hanis menyampaikan bahwa arahan penurunan emisi tersebut tidak berlaku bagi sektor energi. Sebab, pemerintah berencana untuk menggenjot kapasitas energi di dalam negeri.
Konsensus Pendanaan Iklim
Sebelumnya, Para pemimpin pertemuan COP 29 menilai angka yang realistis untuk konsensus pendanaan iklim adalah ratusan miliar dolar AS. Para negosiator akan bertemu di Baku, Azerbaijan pada bulan depan untuk menyepakati tujuan pendanaan baru.
Pendanaan itu akan menggantikan komitmen negara-negara kaya dalam menyediakan dana sebesar US$ 100 miliar (Rp 1.551 triliun) setiap tahun dalam bentuk pendanaan iklim bagi negara-negara berkembang.
"Pada pertemuan penting menjelang COP 29 minggu lalu, para pihak dalam Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim untuk pertama kalinya sepakat skala kebutuhan pendanaan iklim mencapai triliunan dolar," ujar Ketua Negosiator COP29 Yalchin Rafiyev, seperti dikutip Reuters, Selasa (29/10).
Namun, ia menyebut target pendanaan yang realistis dan dapat dimobilisasi oleh sektor publik sebesar ratusan miliar dolar AS.
Liputan khusus COP 29 Azerbaijan ini didukung oleh: