Mantan Presiden AS Jimmy Carter Meninggal pada Usia 100 Tahun, Ini Profilnya

Ameidyo Daud Nasution
30 Desember 2024, 06:58
jimmy carter, as, amerika serikat
ANTARA FOTO/REUTERS/Neil Hall
ARSIP FOTO: Mantan Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter memberika kuliah tentang pemberantasan cacing Guinea, di House of Lords, London, Inggris, 3 Februari 2016.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden ke-39 Amerika Serikat dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2002, Jimmy Carter meninggal di kediamannya, Plains, Negara Bagian Georgia pada Minggu (29/12). Carter wafat dalam usia 100 tahun.

Carter meninggalkan empat anak, 11 cucu, dan 14 cicit. Ia menyusul sang istri, Rosalynn yang telah berpulang pada 2023. Carter juga merupakan presiden yang paling lama hidup dalam sejarah AS.

"Ayah saya adalah pahlawan, tidak hanya bagi saya tetapi juga bagi semua orang yang percaya pada perdamaian, hak asasi manusia, dan cinta tanpa pamrih,” kata putra Jimmy Carter, Chip Carter dalam keterangan tertulis The Carter Center, Senin (30/12).

Pihak keluarga akan menggelar upacara penghormatan terakhir di Atlanta dan Washington, D.C. Sedangkan, pemakaman akan dilakukan secara tertutup di Plains.

Dikutip dari CNN, Presiden bernama lengkap James Earl Carter Jr. itu lahir pada tanggal 1 Oktober 1924, di Plains, Georgia. Tahun 1953, ia mengelola perusahaan benih dan perlengkapan pertanian.

Tahun 1962, ia mulai melirik dunia politik dan terpilih dalam pemilihan Senat Negara Bagian Georgia. Tahun 1966, dia menjajal peruntungan dalam Pemilihan Gubernur Georgia, namun kalah. Ia akhirnya menjadi Gubernur Georgia pada keikutsertaannya kedua pada 1970.

Tahun 1976, Jimmy Carter resmi ikut dalam Pemilihan Presiden AS. Ia terpilih usai mengalahkan petahana Gerald Ford yang merupakan politkus Partai Republik.

Jimmy Carter memimpin AS pada 1977 hingga 1981. Politikus Partai Demokrat itu menjadi Presiden saat Perang Dingin tengah mencapai puncak serta masalah energi di AS.

Carter menyaksikan Revolusi Iran tahun 1979, di mana Shah Iran, Reza Pahlavi digulingkan kaum revolusioner. Puncaknya, para mahasiswa pendukung revolusi menduduki Kedutaan Besar AS di Tehran serta menyandera 66 warga Amerika.

Sorotan kepada Carter muncul karena ia dianggap tak mampu membebaskan para sandera. Belum selesai permasalahan di Iran, pada Desember 1979, Uni Soviet menyerang Afganistan dan membuat Carter memboikot Olimpiade Musim Panas di Moskow.

Meski demikian, pada era kepemimpinan Carter, Israel dan Mesir menandatangani perjanjian damai Camp David yang mengakhiri perang selama 31 tahun. Perdamaian ini mengantarkan Carter meraih Hadiah Nobel Perdamaian pada 2002.

Mantan Gubernur Georgia itu hanya satu periode menjabat sebagai Presiden. Ia dikalahkan Ronald Reagan pada Pilpres 1980.

Meski demikian, Carter tetap terlibat dalam usaha mewujudkan perdamaian dunia meski tak lagi menjabat presiden. Ia sempat bertemu dengan pemimpin Hamas pada 2008 hingga terlibat dalam pembebasan warga AS di Korea Utara pada 2010.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...