Profil Comac, Pesawat buatan Cina yang Dilirik Garuda
Garuda Indonesia sedang menjajaki potensi pembelian armada pesawat buatan Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC). Dikutip dari Bloomberg, Comac tengah melakukan pendekatan untuk mendapatkan pembeli armada pesawat C919 ke beberapa maskapai penerbangan, salah satunya Garuda Indonesia.
“Kalau komunikasinya sudah dimulai, tapi kan kalau sampai betul-betul pesawatnya kami operasikan itu prosesnya masih panjang sekali,” kata Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk. Wamildan Tsani Panjaitan saat ditemui di Kementerian BUMN pada Kamis (2/1).
Wamildan mengatakan, perusahaan akan menambah 20 armada pesawat di 2025. Dia menyebut, pengadaan pesawat ini dilakukan secara bertahap mulai Januari dengan kedatangan dua armada pesawat Boeing.
Armada C919 memang dirancang untuk menyaingi Boeing dan Airbus, dua perusahaan raksasa di industri dirgantara. Rancangan C919 memang sengaja dibuat mirip dengan Boeing 737 dan Airbus A320, sebagai pesawat dengan lorong tunggal, bermesin ganda, serta bersayap rendah.
Meski begitu, pesawat Comac C919 saat ini belum disertifikasi oleh keselamatan negara lain, sehingga penerbangan armada ini hanya bisa mengudara di Cina saja.
Bloomberg menulis, hal ini ini akan menjadi tantangan yang berat bagi Comac dalam hal operasi pemeliharaan dan perbaikan di luar Cina. Ini karena pesaingnya, yakni Airbus dan Boeing sudah memiliki jaringan fasilitas penjualan, pemeliharaan, dukungan rantai pasok, dan suku cadang di seluruh dunia.
Profil Comac
Comac merupakan produsen pesawat yang berkantor pusat di Shanghai, Cina. Perusahaan ini didirikan pada 11 Mei 2008.
Dikutip dari laman resminya, Comac merupakan hasil investasi bersama oleh Komisi Pengawasan dan Administrasi Aset Milik Negara (SASAC) dari Dewan Negara, Shanghai Guo Sheng (Group) Co, Ltd, Aviation Industry Corporation of China (AVIC), Aluminium Corporation of China Limited (CHALCO), China Baowu Steel Group Corporation Limited, dan Sinochem Corporation.
Pada akhir 2018, unit pemegang saham baru seperti China National Building Materials Group Co, Ltd. (CNBM), China Electronics Technology Group Corporation (CETC), dan China Reform Holdings Corporation Ltd. bergabung ke Comac.
Saat ini, Comac telah memproduksi tiga jenis armada pesawat, yakni C909, C919, dan C929. Seperti yang sudah ditulis di atas, Comac sedang mempromosikan armada C919, salah satunya ke Garuda Indonesia.
Pesawat C919 merupakan pesawat jet jenis trunk liner pertama yang dikembangkan sendiri oleh Cina. Comac menulis, pesawat ini dibuat dengan standar kelayakan udara internasional dan memiliki hak kekayaan intelektual yang independen.
Pesawat ini memiliki kapasitas 158-174 kursi dan jangkauan terbang sekitar 4.075-5.555 kilometer. Unit pertama pesawat ini diluncurkan pada 2 November 2015.
Armada C919 melakukan uji coba penerbangan pertama kali pada 5 Mei 2017 dan mulai beroperasi secara komersial pada 28 Mei 2023.
Comac menulis, pesawat ini telah memperoleh Type Certificate dari Civil Aviation Administration of China (CAAC) pada 29 September 2022.
Meski seluruh badan pesawat dibuat di Cina, menyitir laporan Financial Times, komponen pesawat C919 ini tak sepenuhnya 'made in' Cina. Pesawat ini juga mengandung beragam komponen yang dibuat perusahaan Amerika Serikat (AS), Jerman, dan Prancis.
Pembagian produksi komponen pesawat:
- Aluminium pada kerangka dan badan pesawat dibuat Acronic TITAL, perusahaan AS.
- Sistem navigasi dan komunikasi produksi Rockwell Collins, perusahaan AS.
- Flight data recorder dari General Electric (GE), perusahaan AS. Ban dan rem dari Honeywell, perusahaan AS.
- Sistem pendaratan dibuat Liebherr Aerospace, perusahaan Jerman.
- Mesin dikembangkan CFM International, perusahaan kongsi antara GE (AS) dan Safran (Prancis). Sayap dan ekor dibuat AVIC, perusahaan Cina.