PDIP Tuding Ada yang Tak Ingin Hubungan Megawati dan Prabowo Baik-baik Saja


Juru bicara Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah menuding ada yang tak menginginkan hubungan Ketua Umum partainya, Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto baik-baik saja.
Basarah menyebut hubungan Megawati dengan Prabowo baik-baik saja meskipun sejumlah kepala daerah PDIP tak mengikuti retret di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah.
"Sampai dengan hari ini hubungan Ibu Megawati Soekarnoputri dan Pak Prabowo Subianto tetap baik-baik saja, meskipun kami menyadari dan merasakan ada pihak-pihak yang tidak ingin Ibu Megawati dan Pak Prabowo baik-baik saja,” kata Basarah dalam konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Selasa (25/2) malam.
Basarah mengklaim Prabowo Subianto telah memahami dan mengetahui dinamika politik yang berkembang saat ini. Namun ia meyakini Prabowo dapat menjaga hubungan baik dengan Megawati.
“Insya Allah Pak Prabowo sudah mengetahui situasi ini sehingga kami harapkan beliau juga dapat mengambil langkah-langkah untuk tetap menjaga hubungan baiknya dengan Ibu Megawati Soekarnoputri,” demikian Basarah.
Basarah mengatakan Prabowo memahami dinamika politik yang tengah terjadi. Ia juga meyakini Ketua Umum Partai Gerindra itu dapat menjaga hubungan baiknya dengan Megawati.
“Insya Allah Pak Prabowo sudah mengetahui situasi ini sehingga kami harapkan beliau juga dapat mengambil langkah-langkah untuk tetap menjaga hubungan baiknya dengan Ibu Megawati Soekarnoputri,” kata Basarah.
Megawati sempat meminta seluruh kepala daerah dari PDIP menunda perjalanan retret ke Magelang, Jawa Tengah, dalam surat yang diterbitkan pada Kamis (20/2). Tindakan itu usai Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mega
Dalam surat bernomor kop 7294/IN/DPP/II/2025 itu, Mega menginstruksikan kepala daerah dan wakil kepala daerah dari PDIP menunda perjalanan mereka untuk menerima pengarahan Presiden Prabowo Subianto.
"Sekiranya telah dalam perjalanan menuju Kota Magelang untuk berhenti dan menunggu arahan lebih lanjut dari Ketua Umum," demikian bunyi poin pertama surat tersebut.
Megawati juga meminta para kepala daerah berada dalam komunikasi aktif dan menunggu arahan lebih lanjut. Presiden ke-5 itu juga melarang kader memberikan pernyataan tanpa arahan dirinya.
Surat instruksi tersebut juga menjelaskan hal ini karena Mega mencermati dinamika politik usai Hasto Kristiyanto ditahan oleh KPK. Dalam surat tersebut, Mega menyebut Hasto terkena kriminalisasi hukum.