Prabowo Resmikan Pabrik Pemurnian Emas Freeport Gresik, Terbesar di Dunia

Ringkasan
- Presiden Prabowo meresmikan smelter pemurnian logam mulia (PMR) PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur. Fasilitas ini merupakan bagian dari Smelter Tembaga Manyar yang telah diresmikan sebelumnya oleh Presiden Jokowi.
- Smelter PMR Freeport menggunakan teknologi hidrometalurgi untuk mengolah lumpur anoda menjadi emas, perak, platinum, dan paladium. Prabowo berharap fasilitas ini dapat mendorong hilirisasi dan meningkatkan nilai tambah produk ekspor.
- Fasilitas PMR Freeport disebut sebagai pabrik produksi emas terbesar di dunia dan telah berproduksi sejak Desember 2024. Freeport telah bekerja sama dengan Antam untuk jual beli emas batangan.

Presiden Prabowo Subianto meresmikan smelter pemurnian logam mulia atau precious metal refenery (PMR) milik PT Freeport Indonesia di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur pada Senin (17/3).
Fasilitas pemurnian logam mulia ini merupakan salah satu bagian atau unit dari kawasan Smelter Tembaga Manyar Freeport yang operasionalnya telah diresmikan oleh Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) pada 23 September tahun lalu.
Fasilitas pemurnian logam mulia ini dilengkapi oleh teknologi hidrometalurgi yang dapat mengolah lumpur anoda dari hasil olahan pemurnian konsentrat tembaga menjadi emas, perat, dan turunan logam mulia lainnya.
Prabowo berharap kehadiran fasilitas produksi logam mulia ini dapat mengakselerasi proyek hilirisasi nasional.
Dia menekankan bahwa hilirisasi komoditas mineral pertambangan dapat menaikan nilai tambah produk yang akan dijual ke luar negeri nantinya.
"Bangsa kita tidak hanya akan menjual bahan baku. Tapi kita ingin juga menjual barang-barang jadi, barang-barang produk akhir yang punya nilai tambah yang sangat besar," kata Prabowo.
Prabowo menyampaikan fasilitas pemurnian logam mulia milik Freeport Indonesia ini merupakan pabrik produksi emas terbesar di dunia saat ini.
"Instalasi pemurnian logam ini terutama emas adalah yang terbesar di dunia dari segi hulu sampai hilir di satu entitas," ujarnya.
Fasilitas PMR Freeport ini menjadi salah satu produsen emas murni batangan dengan kapasitas pemurnian sekitar 50 ton emas, 200 ton perak, 30 kilogram (kg) platinum, dan 375 kg paladium per tahun.
Freeport sejatinya telah memproduksi emas batangan dari fasilitas pemurnian logam mulia sejak 30 Desember 2024. Sebulan sebelumnya pada November, Freeport dan PT Aneka Tambang (Antam) menandatangani perjanjian jual beli emas dengan kadar kemurnian 99,99%.
Penandatanganannya itu disaksikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung.
Pengiriman perdana emas Freeport ke Antam berlangsung pada Rabu, 12 Februari 2025. Penyerahan tersebut mencakup 125 kg emas batangan dengan kadar kemurnian 99,99% senilai Rp 207 miliar.
Direktur Utama PT Freeport, Clayton Allen (Tony) Wenas pada 13 Februari lalu menjelaskan bahwa pengiriman emas perdana ke Antam merupakan hasil pengolahan 12,56 ton lumpur anoda dari fasilitas PMR PT Smelting di Gresik, Jawa Timur.
Proses tersebut menghasilkan 189 kg emas batangan yang terdiri dari 125 kg emas murni dengan kadar 99,99%. Sementara 64 kg sisanya akan dilebur ulang.
Freeport selanjutnya berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama dengan target produksi hingga 30 ton emas per tahun. Bahan baku emas itu selajutnya akan diolah di pabrik pengolahan dan pemurnian logam mulia Antam.
Tony menyebut kontrak jual beli emas tersebut akan berlangsung hingga lima tahun ke depan, dengan nilai transaksi mencapai US$ 12,5 miliar atau sekitar Rp 200 triliun.