DPR Minta Taman Safari dan Eks Pemain Sirkus Damai, Beri Tenggat Waktu 7 Hari


Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merekomendasikan Taman Safari Indonesia dan mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) menyelesaikan konflik secara kekeluargaan.
DPR meminta kedua pihak menyelesaikan polemik dugaan kekerasan tersebut dalam waktu tujuh hari. Jika tak menemukan titik tengah, DPR meminta permasalahan tersebut diselesaikan oleh kepolisian.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni di ujung rapat Komisi III dengan mantan pemain sirkus OCI, Taman Safari Indonesia, dan Polda Jawa Barat.
"Kalau tidak diberikan ruang yang baik, bapak laporkan lagi (ke kepolisian), nanti kami yang pantau urusannya," kata Ahmad Sahroni dalam rapat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/4) dikutip dari Antara.
Sahroni meminta mantan pemain sirkus dan Taman Safari duduk bersama. Ini karena, menurutnya laporan kasus tersebut sudah kedaluarsa karena telah ada Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) oleh kepolisian pada tahun 1999.
Sahroni juga meminta Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar, Suwarna untuk menjadi penengah. Politikus Partai Nasdem itu juga mempersilakan dua pihak memproses secara hukum jika dialog tak mencapai kesepakatan.
"Kalau seminggu tidak selesai, datang lagi ke sini (DPR), baru kita laporkan ke Polda mana yang benar mana yang salah," katanya.
Belum Sepakat
Dalam rapat, dua pihak seperti belum menemukan kesepakatan. Kuasa hukum mantan pemain sirkus, Muhamma Sholeh meragukan komitmen Taman Safari Indonesia untuk menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan.
"Kalau dilihat dari jawaban di media, menurut saya kecil untuk bisa (selesai secara kekeluargaan), sebab mereka (Taman safari Indonesia) juga sangat tersakiti karena jawabannya tidak mengaku," kata Sholeh.
Sedangkan, pendiri Taman Safari Indonesia, Jansen Manansang mengaku merasa dirugikan dengan pemberitaan soal dugaan kekerasan terhadap mantan pemain sirkus. Ia lalu menyinggung nasib seluruh karyawan akibat pemberitaan tersebut.
"Kami juga punya karyawan sekarang ada 5.000-an. Kalau satu keluarga ada 4-5 orang ada, (total) 20.000-an (orang) yang (menjadi) tanggung jawab perusahaan. Tentu kami juga kasihan," kata Jansen dalam rapat.