PM Inggris Sebut Keputusan Israel Ambil Alih Gaza Salah
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan bahwa keputusan Israel untuk mengambil alih Gaza merupakan kesalahan. Starmer juga mendesak Israel untuk mempertimbangkan lagi rencana tersebut.
Starmer mengatakan rencana Israel ini tak akan mengakhiri konflik. Dia juga mengatakan pengambilalihan ini tak membantu membebaskan para sandera Hamas.
"Tindakan ini hanya akan membawa lebih banyak pertumpahan darah," kata Starmer dikutip dari Reuters, Jumat (8/8).
Sedangkan Australia juga mendesak Israel tak mengambil alih kendali militer di Gaza. Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong meminta gencatan senjata di Gaza segera dilakukan.
"Australia menyerukan Israel untuk tidak menempuh jalur ini yang hanya memperburuk bencana kemanusiaan di Gaza," kata Wong dalam pernyataan kepada pers hari ini.
Kabinet Israel telah menyetujui rencana pengambilalihan Kota Gaza dalam sebuah rapat hari ini. Pengambilalihan ini dilakukan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di tengah tekanan dari sekutu sayap kananya.
Sedangkan, militer Israel (IDF) dikabarkan memperingatkan bahwa hal ini dapat membahayakan nyawa para sandera di Gaza. Pimpinan IDF, Jenderal Eyal Zamir sebelumnya dikabarkan menolak rencana ini.
Sebelumnya, Netanyahu menyatakan bahwa Israel berencana mengambil alih kendali militer penuh atas Jalur Gaza. Dalam wawancara eksklusif dengan Fox News Channel, Netanyahu menjawab pertanyaan tentang rencana Israel yang menguasai seluruh wilayah pesisir Gaza.
“Kami bermaksud demikian. Kami tidak ingin mempertahankan wilayah itu, tapi kami ingin perimeter keamanan. Kami tidak ingin mengatur atau memerintahnya," ,” ujar Netanyahu seperti dikutip dari Reuters, Jumat (8/8).
Netanyahu menyatakan bahwa setelah operasi militer, Israel akan menyerahkan pengelolaan Gaza kepada pasukan Arab. Namun, ia tidak menjelaskan lebih lanjut soal mekanisme pengaturan tersebut maupun negara-negara Arab mana yang akan terlibat.
