Marak SD Negeri Sepi Peminat, Pakar Minta Guru Lebih Kreatif agar Mampu Bersaing
Pakar Pendidikan Darmaningtyas, menyoroti maraknya sekolah dasar (SD) dan taman kanak-kanak (TK) negeri yang sepi peminat. Ia lalu membandingkan kualitas tenaga didik di sekolah swasta dengan sekolah negeri.
Menurutnya, guru sekolah swasta dituntut untuk lebih kreatif dalam mendidik siswa. Darmaningtyas mengatakan, hal ini bisa menjadi salah satu alasan pergeseran pilihan orang tua. Situasi tersebut bisa memicu banyaknya bangku kosong di sekolah negeri.
“Kalau di swasta, gurunya memang lebih kreatif,” kata Darmaningtyas, saat ditemui usai diskusi ‘Membaca Suara Publik tentang SPMB’, di Jakarta, Selasa (30/9).
Dia mengatakan, regenerasi guru di swasta yang cenderung lebih baik, memunculkan tenaga-tenaga didik berusia muda. Hal tersebut mendorong cara didik yang lebih mengikuti perkembangan zaman.
Darma menilai kreativitas ini muncul dari motivasi guru untuk mempertahankan statusnya. Berbeda dengan guru di sekolah negeri, terutama dengan status pegawai negeri sipil (PNS) yang cenderung merasa aman.
“Kalau guru swasta, meskipun kesejahteraannya tidak terlalu bagus, supaya dia masih tetap dipakai, dia harus meningkatkan prestasi, kedisiplinan, dedikasi, profesionalismenya,” kata Darma.
Selain itu, tren memilih sekolah swasta berbasis keagamaan juga meningkat di kalangan orang tua. Alasannya, anak bisa memperoleh pendidikan agama di samping pendidikan umum.
Darma juga mengusulkan, penerimaan murid di jenjang sekolah dasar tidak perlu menggunakan batasan kuota. Selain batasan kuota, batasan usia untuk sekolah dasar negeri juga dinilai menghambat terpenuhinya kuota murid.
“Harapannya begitu,” jawab Darma, ketika ditanya apakah hal tersebut bisa mengatasi kekosongan bangku di sekolah negeri.
Dikutip dari sejumlah pemberitaan, beberapa daerah melaporkan sepinya siswa SD negeri. Salah satunya berada di Kota Cilegon, Banten. Dikutip dari Antara, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Cilegon akan menutup SD Negeri Cilodan karena tak mendapatkan siswa baru sejak 2024.
Sejumlah daerah lain seperti Kabupaten Batang, Kota Malang, hingga Kota Palembang juga melaporkan adanya SD negeri yang sepi peminat. Mendikdasmen Abdul Mu'ti bahkan akan berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri untuk menyikapi fenomena ini.
