PSI Soal Prabowo dan Jokowi Bertemu di Jakarta: Upaya Memecah Belah Pasti Gagal

Muhamad Fajar Riyandanu
6 Oktober 2025, 19:14
Jokowi dan Prabowo bertemu, PSI,
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Jokowi dan Prabowo (tengah)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Partai Solidaritas Indonesia atau PSI buka suara soal agenda pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Indonesia ketujuh Joko Widodo alias Jokowi di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, pada Sabtu (4/10) siang.

Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat atau DPP PSI Andy Budiman mengatakan, keduanya merupakan sosok bersahabat.

Ia turut menyinggung adanya usaha pihak eksternal untuk memecah belah Prabowo dan Jokowi. Menurut dia, hal ini tindakan percuma.

"Kami berdoa agar pihak-pihak tertentu yang ingin menjauhkan Prabowo dan Jokowi untuk berhenti dan insaf. Keinginan buruk itu mustahil tercapai," kata Andy dalam keterangan pers, Senin (6/10).

Andy menyampaikan pertemuan Prabowo dan Jokowi saat itu turut membahas isu nasional dan kepentingan rakyat. “Mereka rutin membicarakan nasib bangsa," ujarnya.

Menteri Sekretaris Negara alias Mensesneg Prasetyo Hadi sebelumnya menjelaskan, Prabowo dan Jokowi sempat membahas soal isu kebangsaan dan arah pemerintahan ke depan.

Ia mengatakan pertemuan kedua tokoh berlangsung kurang lebih dua jam. “Tentu banyak hal yang dipercakapkan mengenai masalah-masalah kebangsaan, termasuk memberikan masukan ke depan sebaiknya seperti apa untuk beberapa hal,” kata Prasetyo Hadi kepada wartawan seusai acara peringatan HUT ke-80 TNI yang digelar di Monas, Jakarta, Minggu (5/10).

Analis komunikasi politik Hendri Satrio alias Hensa menilai pertemuan itu bukanlah silaturahmi biasa. Ia meminta publik untuk mengantisipasi kebijakan yang akan dikeluarkan usai persamuhan itu. 

“Pertemuan ini hal yang menarik, sudah pasti. Setelah ini kita lihat apakah ada kebijakan yang tiba-tiba muncul,” kata Hendri Satrio dalam keterangannya, dikutip Senin (6/10). 

Ia menduga Prabowo dan Jokowi membahas sejumlah isu sensitif, termasuk perihal kasus ijazah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka hingga kunjungan Abu Bakar Ba'asyir ke kediaman Jokowi.

Hendri menilai, meskipun Prabowo dan Jokowi dikenal akrab, pertemuan kali ini terasa tidak biasa karena rangkaian kejadian politik sebelum dan sesudahnya.

Sejumlah peristiwa politk yang dimaksud yaitu demontrasi besar pada 28 - 31 Agustus, yang menyeret nama Jokowi, reshuffle kabinet hingga pernyataan Jokowi yang meminta relawannya mendukung Prabowo - Gibran untuk dua periode.

Hal lainnya yakni kedatangan pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Abu Bakar Ba'asyir hingga adanya isu permasalahan ijazah Gibran Rakabuming Raka.

“Jadi kejadian-kejadian itu yang kemudian akhirnya diduga oleh masyarakat penyebab kenapa Jokowi harus bertemu Prabowo,” kata dia.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...