Prabowo Bakal Pangkas Jumlah BUMN Dari 1.000 Jadi 200-an

Image title
16 Oktober 2025, 15:25
Presiden Prabowo Subianto (kiri) berdialog dengan Pimpinan Forbes Media Steve Forbes (kanan) pada Forbes Global CEO Conference 2025 di Jakarta, Rabu (15/10/2025). Dalam acara tersebut Prabowo menyampaikan berbagai program pemerintahannya di antaranya ket
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.
Presiden Prabowo Subianto (kiri) berdialog dengan Pimpinan Forbes Media Steve Forbes (kanan) pada Forbes Global CEO Conference 2025 di Jakarta, Rabu (15/10/2025). Dalam acara tersebut Prabowo menyampaikan berbagai program pemerintahannya di antaranya ketahanan pangan, makan bergizi gratis, dan pemberantasan korupsi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan arah kebijakan rasionalisasi terhadap badan usaha milik negara (BUMN). Hal itu disampaikan dalam dialog bersama Chairman Forbes Media, Steve Forbes, di forum Forbes Global CEO Conference 2025 di St. Regis, Rabu (15/10).

“Saya sudah memberikan arahan kepada pimpinan Danantara untuk merasionalisasi semuanya. Memangkas dari 1.000 BUMN menjadi angka yang lebih rasional, mungkin 200, 230, 240, dan kemudian menjalankannya dengan standar internasional,” ujar Prabowo, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (16/10).

Prabowo menekankan bahwa reformasi BUMN bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan hasil usaha negara yang selama ini masih rendah.

“Saya sudah mengatakan kepada manajemen Danantara agar menjalankan BUMN dengan standar bisnis internasional. Anda bisa mencari otak terbaik, talenta terbaik,” katanya.

Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah telah mengubah peraturan untuk membuka peluang bagi profesional asing memimpin perusahaan BUMN.

“Saya telah mengubah regulasi. Sekarang ekspatriat, non-Indonesia, bisa memimpin BUMN kami,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Prabowo juga mengatakan perlunya pemimpin politik memahami ekonomi dan bisnis agar mampu membuat kebijakan yang rasional dan berbasis data.

“Kadang-kadang ada semacam keterputusan antara pelaku ekonomi dan pelaku politik, para pemimpin politik. Banyak pemimpin politik, saya rasa, tidak mau mengerjakan pekerjaan rumahnya. Banyak pemimpin politik mungkin takut dengan angka atau takut dengan bisnis,” ujar Prabowo.

“Jadi saya kira, sekarang menjadi kewajiban bagi para pemimpin muda Indonesia yang ingin menjadi pemimpin politik untuk memahami bisnis dan ekonomi.”

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...