Atasi Keracunan, Target Program MBG Mundur Jadi Maret 2026

Andi M. Arief
21 Oktober 2025, 15:50
Sejumlah siswa menyantap hidangan paket Makan Bergizi Gratis (MBG) di TK Pertiwi, Tanjunganom, Nganjuk, Jawa Timur, Senin (20/10/2025).
ANTARA FOTO/Muhammad Mada/nz
Sejumlah siswa menyantap hidangan paket Makan Bergizi Gratis (MBG) di TK Pertiwi, Tanjunganom, Nganjuk, Jawa Timur, Senin (20/10/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menargetkan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) tahun depan zero atau tanpa insiden keracunan tahun depan. Alhasil, target penyaluran MBG kepada 82,9 juta orang diundur dari Desember 2025 menjadi Maret 2026.

Zulhas mengatakan sedang menyiapkan tata kelola pelaksanaan MBG agar tidak menimbulkan insiden keracunan makanan. Menurutnya, koordinasi pelaksanaan program MBG akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan mulai tahun depan, mulai dari pemerintah pusat sampai pemerintah daerah.

"Pengawasan akan dilakukan sampai ke tingkat desa oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri. Dengan demikian, Puskesmas dan Dinas Kesehatan pemerintah daerah dapat melakukan evaluasi program MBG secara rutin," kata Zulhas di kantornya, Selasa (21/10).

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional, Nanik S Deyang, mengatakan pengetatan tata kelola tersebut membuat pembangunan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi atau SPPG lebih berhati-hati. Walau demikian, Nanik menekankan jumlah dapur SPPG yang beroperasi pada tahun depan akan mencapai target sekitar 30.000 unit.

Nanik menyampaikan jumlah entitas yang berminat membangun dapur SPPG telah mencapai 120.000 unit. Karena itu, Nanik mengaku proses verifikasi lokasi dapur SPPG memakan waktu paling banyak agar dapur yang terbangun sesuai dengan permintaan.

"Kami pilih titik dapur SPPG dari 120.000 entitas yang mendaftar, jangan sampa dapur SPPG menumpuk di Pulau Jawa. Selain itu, proses verifikasi memakan waktu agar memastikan pembangunan dapur SPPD tidak asal-asalan," kata Nanik.

Karena itu, Nanik memproyeksikan jumlah penerima MBG sampai akhir tahun hanya dapat mencapai sekitar 40 juta orang. Menurutnya, total penerima MBG telah mencapai sekitar 36 juta orang hingga pekan lalu, Jumat (17/10).

Alhasil, jumlah anggaran yang terserap oleh BGN hingga akhir tahun hanya dapat mencapai antara Rp 60 triliun sampai Rp 71 triliun. Adapun nilai serapan anggaran BGN telah mendekati Rp 27 triliun pekan lalu, Jumat (17/10), atau 38% dari pagu Rp 71 triliun.

Di sisi lain, Nanik menilai pihaknya tidak dapat memenuhi target penyaluran MBG kepada 82,9 juta orang pada tahun ini lantaran anggaran yang tersedia hanya Rp 171 triliun. Menurutnya, pengoperasian MBG secara penuh membutuhkan anggaran negara hingga Rp 351 triliun.

"Maka dari itu, pelaksanaan MBG secara penuh pada tahun depan bukan mundur menjadi Maret 2026, tapi maju menjadi Maret 2026," katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...