Raja Juli Sebut Siap Dievaluasi Soal Kinerja Menhut, Serahkan Nasib ke Prabowo
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menyatakan siap dievaluasi atas kinerjanya. Komitmen itu ia ucapkan setelah mendapat kritikan dari warganet melalui komentar di akun media sosial pribadinya.
Ia mengatakan, tak pernah menghapus segala kritikan yang disampaikan pada dirinya itu. Menurutnya setiap kritikan yang disampaikan kepadanya itu merupakan aspirasi yang mewakili keresahan masyarakat.
“Saya siap dievaluasi. Saya katakan tadi kritik netizen kepada saya, saya enggak pernah hapus ya. Itu bagian dari aspirasi, kemarahan, itu bahkan harapan ya, ekspektasi. Jadi monggo, tanggung jawab saya hanya bekerja semaksimal mungkin yang saya bisa,” kata Raja Juli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/12).
Kendati demikian, Raja Juli menyerahkan keputusan akhir kepada Presiden Prabowo Subianto.
“Saya yakin ya namanya kekuasaan itu milik Allah ya, dan itu hak prerogatif Presiden,” katan Raja Juli lagi.
Di sisi lain, dalam rapat bersama Komisi IV DPR hari ini, Anggota Komisi IV DPR Rahmat Saleh menyinggung sikap dua menteri Filipina yang mundur. Hal itu diungkapkan kepada Raja Juli.
Adapun dua menteri yang dimaksud Rahmat diakibatkan polemik skandal proyek banjir di Filipina.
“Saya pernah membaca yah tanggal kemarin, itu tanggal 18 november itu kabinetnya Pak Ferdinand Marcos di Filipina, mereka itu banjir penyebabnya tapi gentleman dua menterinya mengundurkan diri karena merasa menganggap tidak mampu mengatasi itu,” kata Rahmat di hadapan Raja Juli di ruang rapat.
Menurutnya, jika sudah merasa tidak sanggup, keputusan untuk mundur dari seorang menteri bukanlah sesuatu salah.
“Jadi bukan sesuatu yang salah juga kalau menteri yang tidak sanggup mengatasi ini mundur juga. Itu adalah tugas yang mulia menurut saya,” kata Rahmat.
Mulanya, ia menyinggung paparan Raja Juli yang menunjukkan data penurunan angka deforestasi di 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.
“Pesan yang kami tangkap itu menguatkan bahwa Kementerian Kehutanan dalam hal ini masih menganggap bahwa penyebab utama banjir itu bukanlah deforestasi atau masalah pembalakan hutan,” kata dia.
