Update Banjir Sumatra: 52 Kabupaten Terendam, 157,8 Ribu Rumah Rusak

Ade Rosman
9 Desember 2025, 12:07
Warga melintasi banjir yang menggenangi permukiman penduduk di Kelurahan Tukka, Kecamatan Tukka,Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Minggu (7/12/2025).
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz
Warga melintasi banjir yang menggenangi permukiman penduduk di Kelurahan Tukka, Kecamatan Tukka,Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Minggu (7/12/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Banjir dan longsor telah dua pekan melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan 52 Kabupaten terdampak bencana ini hingga Selasa (9/12).

Data BNPB terbaru melaporkan sebanyak 1,2 ribu fasilitas umum mengalami kerusakan. Sedangkan rumah rusak berjumlah 157,8 ribu.

Selain itu, rumah ibadah yang rusak mencapai 425, gedung perkantoran rusak berjumlah 234, fasilitas kesehatan rusak berjumlah 199, dan jembatan rusak berjumlah 497.

Di sisi lain, BNPB juga melaporkan hingga saat ini sebanyak 962 orang meninggal dunia akibat bencana banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Sebanyak 291 orang masih dalam proses pencarian, sedangkan lebih dari 5.000 orang mengalami luka-luka.

BNPB menjelaskan jumlah korban meninggal dunia di Provinsi Aceh saat ini mencapai 389 jiwa, sedangkan 62 orang hilang dan lebih dari 4.000 warga terluka. Korban jiwa di Sumatera Utara mencapai 338 orang, dengan 136 orang hilang dan 650 orang luka-luka.

Adapun rekapitulasi sementara korban bencana di Sumatera Barat menunjukan, ada 235 orang meninggal, 93 hilang dan 113 luka-luka. Bencana yang menyapu 52 kabupaten/kota di tiga provinsi ini juga menyebabkan lebih dari 975 ribu warga mengungsi.

Presiden Prabowo Subianto sebelumnya mengatakan tingkat kerusakan akibat banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terbilang serius dan memprihatinkan. Ia menyampaikan hal tersebut saat memimpin rapat terbatas mengenai penanganan dan pemulihan bencana.

Rapat itu berlangsung di Pos Pendamping Nasional Penanganan Bencana Alam Aceh, Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, pada Ahad (7/12) malam.

“Saya dapat laporan kondisi memang cukup memprihatinkan,” kata Prabowo, sebagaimana disiarkan oleh kanal Youtube Sekretariat Presiden.

Prabowo mengatakan peristiwa banjir dan tanah longsor menyisakan hamparan sawah rusak hingga memicu banyak bendungan jebol sehingga merusak jaringan irigasi pertanian di wilayah terdampak.

“Kemudian para gubernur dan para bupati melaporkan cukup banyak perumahan yang harus kita bantu untuk dibangun kembali,” ujarnya.

Prabowo menilai kinerja pemerintah daerah terdampak dan jajaran kementerian/lembaga yang membantu pemulihan kawasan bencana sejauh ini bergerak masif dan cepat. Di sisi lain, ia mengingatkan upaya penanganan kawasan bencana masih menghadapi kendala seperti kondisi alam yang belum stabil.

“Secara umum saya melihat kegiatan kita cukup masif dan responsif. Di beberapa tempat memang masih ada tantangan karena kondisi alam juga masih harus kita perhatikan,” ujarnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ade Rosman
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...