Menurut Emil, banjir bukan semata peristiwa alam, melainkan konsekuensi dari pembangunan yang keliru, terutama yang mengabaikan fungsi lingkungan dan daya dukung alam.
Aktivitas ekonomi warga Aceh Tamiang, salah satu wilayah terdampak paling parah banjir Aceh, kembali bergeliat setelah sempat lumpuh seiring pemulihan listrik.
Mengakui bahwa bencana adalah konsekuensi struktural dari model pembangunan yang timpang akan membuka ruang untuk memikirkan ulang hubungan antara ekonomi, ruang, dan ekologi.
Di Padang, Agam, Palembayan, hingga Malalak, saya melihat bagaimana galodo menghapus jejak kehidupan dalam hitungan menit—rumah, ladang, dan kenangan. Namun yang tertinggal justru penantian panjang.
Kemenko PM memulangkan 92 orang warga Jateng terdampak banjir Aceh ke kampung halamannya lewat Bandara Rembele dan Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Selama puluhan tahun, kawasan hulu DAS di Sumatra mengalami deforestasi, ekspansi perkebunan, pertambangan, serta pembangunan jalan, yang menghilangkan fungsi hutan.
Jembatan Teupin Reudeup di Aceh kembali tersambung usai diterjang banjir bandang. Doa, sholawat, dan kibaran Merah Putih mengiringi langkah warga, menandai bangkitnya akses vital dan harapan baru.
Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh pada akhir November lalu mengakibatkan kerusakan pada sejumlah bagunan, mulai dari rumah, masjid, sekolah hingga jembatan dan jalan umum.