Gibran soal Tudingan Berijazah Palsu: Saya Anggap Lucu
Calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka heran mendapat tudingan ijazah palsu baru-baru ini. Wali Kota Surakarta itu bersedia menunjukkan bukti ijazahnya dari lembaga swasta di Singapura.
Namun, Gibran menyatakan tidak merasa dirugikan akibat kejadian tersebut. "Enggak, saya anggap lucu-lucuan, karena baru sekarang dipermasalahkan," kata Gibran dikonfirmasi di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (20/11).
Gibran mengatakan jika ijazah yang dia miliki memang palsu, maka seharusnya hal itu dipermasalahkan sejak awal, yakni saat pendaftaran bakal pasangan capres-cawapres di Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. "Ini saya sudah upload (unggah) di KPU," kata putra sulung Presiden Joko Widodo itu.
Gibran mengajak wartawan ke Balai Kota untuk mengecek apakah ijazah itu asli atau palsu. “Ini fotonya lagi dipermasalahkan dua tokoh, katanya editan dan ijazah palsu. Enggak apa-apa. Besok teman-teman media, seperti biasa jam tujuh pagi di Balai Kota, saya kasih lihat ijazah saya, ya.” kata Gibran kepada Najwa Shihab, Minggu (19/11).
Najwa Shihab tengah bertanya kepada tiga calon wakil presiden, di mana mereka 13 tahun yang lalu.
Gibran menambahkan, “kalau enggak percaya, saya pesankan tiket ke Singapura deh, ke sekolahnya.”
Dalam foto yang beredar, tampak Gibran baru lulus dari Management Development of Singapore atau MDIS pada tahun 2007. Ia memegang selembar ijazah sembari bersalaman dengan seorang profesor.
Dari laman resmi, MDIS adalah lembaga pendidikan swasta di Singapura yang menawarkan kursus persiapan. Mulai dari jenjang diploma, diploma lanjutan, diploma tinggi, sarjana, magister dan doktoral.
Isu ini juga sempat ramai dibicarakan pada 2022 lalu, di mana Gibran kemudian menanggapinya dengan seloroh santai. "Beli di Shopee dapat cashback dan free ongkir," kata Gibran melalui lewat akun Twitter (X) miliknya, @gibran_tweet.
Cuitan santai tersebut makin memicu serangan terhadap dirinya, sehingga pada Oktober 2022 lalu, ia menyebut orang yang menudingnya membeli ijazah di luar negeri adalah orang yang kurang kerjaan. Gibran menjelaskan, perlu perjuangan untuk bisa lulus dari kuliah di luar negeri.