Menhub Sarankan Bandara Kediri Milik Gudang Garam Berstatus Nasional
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Bandara Kediri, Jawa Timur yang dibangun oleh anak usaha PT Gudang Garam Tbk (GGRM), yakni PT Surya Dhoho Investama akan berstatus bandara nasional. Hal ini berbanding terbalik dengan niat investor yang semula ingin menjadikan fasilitas tersebut sebagai bandara internasional.
Budi mengatakan, bandara Kediri tidak direkomendasikan menyandang status internasional. Sebab, pusat penghubung atau hub bandara Jawa Timur saat ini sudah berada di Bandar Udara Juanda, Surabaya.
"Kalau semua jadi internasional, hub-nya jadi banyak. Ini jadi bermaslah terkait banyak hal," kata Budi usai menghadiri rapat koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Kamis (16/1).
(Baca: Gudang Garam Sebut Pembebasan Lahan Bandara Kediri Sudah Lebih 90%)
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B. Pramesti mengatakan pembangunan bandara akan segera di mulai. Sebab, sampai saat ini progres pembebasan lahan sudah mencapai 98%.
Sehingga, pembangunan (ground breaking) Bandara Kediri, Jawa Timur diharapkan bisa dikerjakan mulai 16 April 2020. "Pembebasan lahan sudah ada solusi," kata Polana.
Menurutnya, penetapan lokasi bandara tersebut ditentukan berdasarkan rekomendasi Gubernur Jawa Timur. Saat ini, lokasi bandara tersebut telah ditentukan sehingga tinggal menunggu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Pembangunan bandara tersebut akan menggunakan skema Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) unsolicited (tidak diprakarsai pemerintah) dan 100% dikerjakan oleh swasta, yang dalam hal ini PT Gudang Garam Tbk melalui anak usaha PT Surya Dhoho Investama (SDI).
Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) Faik Fahmi mengatakan, Gudang Garam akan bermitra dengan Angkasa Pura (AP) I untuk mengoperasikan Bandara Kediri.
"Sampai sejauh ini dengan AP I," kata Faik.
Meski demikian dia masih enggan menyebut nilai investasi maupun skema kerjasama dengan anak usaha Gudang Garam. Sebab, pembicaraan masih memasuki tahap awal, seperti pembahasan penetapan lokasi dan bentuk kerja sama.
Faik menyebut, Bandara Kediri merupakan salah satu wilayah yang potensial untuk dikembangkan menjadi bandara penumpang maupaun kargo. Namun untuk merealisasikannya, masih diperlukan aksesibilitas yang baik.
(Baca: Bandara Kediri Masuk Proyek Strategis, Gudang Garam Dapat Kemudahan)
Direktur Utama PT Surya Dhoho Investama (PT SDI), Susanto Widyatmoko mengatakan pembangunan bandara Kediri diperkirakan mamakan waktu 2,5 tahun sejak dimulainya proses groundbreaking pada April 2020.
Semula, perusahaan berharap bisa menajadikan bandara ini sebagai bandara internasional karena memiliki panjang landasan pacu 3.300 meter. Namun dengan adanya rekomendasi Kementerian Perhubungan, maka bandara Kediri kemungkinan hanya akan melayani penerbangan domestik.