Rahasia Sido Muncul Bertahan Puluhan Tahun hingga Hadapi Covid-19
Sido Muncul merupakan salah satu perusahaan tertua di Indonesia yang berdiri sejak 1930. Berbagai tantangan dan rintangan dilalui perusahaan selama puluhan tahun berbisnis di tanah air, mulai dari krisis ekonomi, pergantian rezim penguasa, hingga kini menghadapi krisis Covid-19.
Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat mengatakan bahwa Sido Muncul sebagai produsen jamu dapat bertahan bahkan tumbuh saat pandemi karena adanya persiapan matang dari sebelum pandemi.
Tidak hanya dari segi infrastruktur perusahaan, tetapi orientasi pada kualitas produk juga berpengaruh pada pertumbuhan bisnis.
“Kami selalu memprioritaskan kualitas produk. Produk itu harus baik yang didukung oleh proses bisnis dan infrastruktur yang baik. Ingat, pengusaha tidak boleh berorientasi pada produk dengan harga murah, tetapi kualitas,” tutur Irwan pada Marketeers Hangout 2021, Kamis (25/2).
Irwan juga menuturkan, strategi pemasaran juga perlu didukung dengan jiwa kepimpinan yang baik. Seorang pengusaha harus memiliki akal budi dan akal sehat untuk selalu berbuat baik, tidak hanya kepada konsumen tetapi juga masyarakat.
Sebagai perusahaan keluarga, Irwan mengakui bahwa tidak mudah untuk mempertahankan bisnis hingga puluhan tahun lamanya. Salah satu yang terpenting yang diajarkan di keluarga Irwan adalah bagaimana menjaga kerukunan antar saudara.
“Bila waktu dihabiskan untuk cekcok dengan keluarga, energi bisa terkuras akhirnya tidak fokus mengembangkan bisnis lebih baik lagi. Saya dan adik-adik saya nurut saja, kalau kita ribut energi kita habis. Tapi bukan tidak pernah berbeda pendapat,” ujarnya.
Namun ada jalan keluar untuk menghindari pertengkaran keluarga di sebuah perusahaan. “Salah satunya adalah go public,” kata Irwan. Dengan begitu, segala perselisihan yang terjadi bisa diputuskan lewat saham.
Pentingnya Inovasi
Sementara Direktur Utama Sido Muncul, David Hidayat pernah mengatakan bahwa konsistensi pada bisnis inti merupakan kunci sukses perusahaan tetap bertahan hingga saat ini. Inovasi produk diperlukan untuk mengubah citra jamu dari kesan kuno sehingga generasi muda mau mengkonsumsinya.
Oleh sebab itu, mengedukasi masyarakat kembali mengonsumsi jamu seperti generasi terdahulu merupakan salah satu tantangan terberat. Padahal jamu menurutnya memiliki banyak khasiat, terlebih di masa pandemi Covid-19.
"Tak hanya mengubah image jamu lama menjadi jamu modern, kami juga berinovasi dengan memproduksi berbagai supplemen, baik dari bahan herbal maupun yang berbasis farmasi, seperti vitamin D3, vitamin E dan lainnya," kata David.
Dengan inovasi produk jamu modern, produk minuman herbal serta vitamin, dia berharap semakin mempercepat pengenalan masyarakat terhadap jamu herbal.
Sedangkan untuk membuat produknya terjual dan brand Sido Muncul terus dikenal, perusahaan harus mampu menjaga kepercayaan masyarakat khususnya dari sisi kualitas dan khasiat.
"Karena, marketing yang efektif adalah positive influence dari pelanggan sehingga secara otomatis dari sinilah kekuatan branding kami terbentuk bahkan semakin kuat," katanya.
Strategi tersebut pun membuahkan hasil. Pada 2020 Sido Muncul berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 934 miliar, naik 15,64% secara tahunan. Penjualan tumbuh 8,74% dari Rp 3,06 triliun menjadi Rp 3,33 triliun yang ditopang produk jamu herbal dan suplemen, serta produk makanan dan minuman.