Cina Perlonggar Lockdown di Shanghai Setelah Diterapkan 2 Bulan

Desy Setyowati
1 Juni 2022, 13:40
cina, lockdown, covid-19, virus corona
ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/WSJ/cf
Seorang pria berdoa di luar kuil yang ditutup saat penguncian, di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Shanghai, China, Senin (30/5/2022).

Pemerintah kota Shanghai, Cina memperlonggar kebijakan penguncian wilayah atau lockdown. Aturan ini sebelumnya diterapkan selama dua bulan.

Dengan pelonggaran kebijakan itu, sekitar 25 juta penduduk lebih leluasa bepergian ke luar rumah. Namun setidaknya ada 650 ribu orang yang tetap harus berada di rumah karena masih terpapar Covid-19 atau kontak dengan pasien.

"Ini adalah hari yang kami impikan untuk waktu yang sangat lama," kata juru bicara pemerintah Shanghai Yin Xin kepada wartawan dikutip dari BBC, Rabu (1/6).

"Semua orang telah banyak berkorban. Hari ini telah dimenangkan dengan susah payah dan kita perlu menghargai dan melindunginya, serta menyambut kembali Shanghai yang kita kenal dan rindukan,” tambah dia.

Meski memperlonggar kebijakan lockdown, pemerintah kota Shanghai menerapkan aturan baru di antaranya:

  • Penduduk wajib menunjukkan kode kesehatan hijau di ponsel pintar (smartphone) jika ingin meninggalkan kompleks rumah dan mengakses lokasi publik.
  • Mereka yang ingin menggunakan angkutan umum atau pergi ke bank, mal, dan lainnya dll harus memiliki sertifikat tes PCR negatif yang berlaku dalam 72 jam terakhir.
  • Pengetatan aturan bagi yang ingin meninggalkan Shanghai. Siapa pun yang bepergian ke kota lain harus dikarantina tujuh sampai 14 hari setelah mereka kembali.
  • Layanan dasar seperti transportasi umum dan toko-toko dibuka dengan kapasitas 75%. Sedangkan bioskop, museum, dan pusat kebugaran tetap tutup.
  • Sebagian besar anak juga belum kembali ke sekolah tatap muka.

Meski begitu, penduduk di Shanghai senang dengan pelonggaran lockdown Covid-19. Sekelompok warga berkumpul di sudut-sudut jalan, bernyanyi dan bersulang dengan minuman saat pemerintah mengumumkan pelonggaran.

"Kami dikurung terlalu lama. Kami perlu merayakannya. Ini adalah hidup. Bukan hanya saya, semua orang Shanghai di sini," kata seorang warga kepada BBC. "Semua hal buruk telah berlalu, jadi besok akan baik-baik saja."

"Kami bebas. Saya sangat senang, saya ingin bekerja. Saya ingin bekerja besok," ujar yang lain.

Lockdown membuat banyak penduduk kehilangan pendapatan dan mengalami masalah mental karena isolasi yang berkepanjangan.

Produsen mobil Volkswagen dan Tesla misalnya, terpengaruh oleh lockdown karena staf harus bekerja dengan kebijakan ketat untuk mengantisipasi penularan virus corona.

Pemerintah kota Shanghai pun berencana merevitalisasi ekonomi setelah lockdown. Caranya yakni:

  1. Mengurangi beberapa pajak untuk pembeli mobil
  2. Mempercepat penerbitan obligasi pemerintah daerah
  3. Mempercepat persetujuan proyek bangunan

Lockdown berlangsung selama 65 hari. Itu melumpuhkan kota dan melukai orang-orangnya,” kata media yang didukung oleh pemerintah.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...