Transaksi Tiket.com Naik Tiga Kali Lipat meski Masih Ada Corona
Startup penyedia layanan perjalanan berbasis digital (Online Travel Agent/OTA) Tiket.com mencatatkan peningkatan transaksi tiga kali lipat di kuartal III. Perusahaan optimistis tren ini berlanjut hingga akhir tahun, meski masih ada pandemi corona.
Chief Marketing Officer Tiket.com Gaery Undarsa mengatakan, bisnis pariwisata di kuartal I dan II terhantam Covid-19. Transaksinya pun anjlok.
Tiket.com awalnya memperkirakan bisnis baru akan pulih pada awal tahun depan. Namun, permintaan ternyata mulai naik pada kuartal III. “Pertumbuhannya besar. Tiga kali lipat dibandingkan kuartal sebelumnya," kata Gaery saat konferensi pers virtual, Senin (2/11).
Peningkatan paling besar yakni layanan akomodasi seperti hotel. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat penghunian kamar hotel klasifikasi bintang di Indonesia naik 8,37 poin menjadi 28,07% pada Juli.
Selain itu, layanan akomodasi alternatif penunjang kebutuhan wisata seperti glamour camping atau glamping dan villa mulai ada peningkatan order. "Ini menarik karena ada unsur privasi. Tidak bertemu banyak orang. Ini potensial sekali," ujarnya.
Umumnya, para peminat akomodasi jenis itu berwisata di tempat-tempat yang relatif dekat dengan rumah seperti Bogor. “Saat pandemi virus corona, pergi ke luar kota bukannya yang jauh," katanya.
Ia mencatat, kota yang paling banyak menarik wisatawan saat libur panjang (long holiday) pada akhir Oktober lalu yakni Yogyakarta. Pemesanan hotel di provinsi ini pun penuh.
Gaery menduga, konsumen masih khawatir bepergian jauh menggunakan pesawat, seperti ke Bali. Masyarakat memilih tempat wisata yang bisa dijangkau kendaraan darat dengan mudah.
Perusahaan menyiapkan sejumlah strategi untuk menggaet lebih banyak pengguna. Utamanya, mengubah produk dari wisata jarak jauh menjadi dekat rumah, dengan menambahkan berbagai pilihan atraksi dan objek wisata terdekat.
Tiket.com juga membuat program standardisasi protokol kesehatan dan kebersihan, 'Tiket Clean' agar pengguna merasa aman dari risiko tertular virus corona. Ini terdiri dari pengecekan suhu karyawan dan pelanggan, kebersihan kamar dan fasilitas umum, serta memastikan ketersediaan desinfektan di lingkungan hotel.
Mitra yang memenuhi standar itu akan mendapatkan label yang terlihat di aplikasi. Dengan begitu, konsumen dapat mengetahui hotel mana saja yang sudah menerapkan Tiket Clean.
Perusahaan juga memberikan tiket flexi, yang memungkinkan pengguna memesan layanan meski belum menentukan tanggal perginya. Selain itu, menyediakan asuransi perjalanan gratis bagi pengguna. "Misalnya, setiap membeli tiket pesawat sudah termasuk free protection," ujar Gaery.
Ia optimistis tren peningkatan transaksi berlanjut hingga akhir tahun ini, karena ada momen libur panjang dan munculnya destinasi wisata lokal baru. “Pada kuartal IV, saya rasa bakal jadi turning point di industri pariwisata," ujarnya.
Perusahaan memperkirakan, bisnis tumbuh minimal dua kali lipat secara kuartalan pada tiga bulan terakhir ini. Sedangkan rata-rata okupansi hotel diperkirakan naik 70% lebih.
Sebelumnya, Chief Executive Officer Tiket.com George Hendrata juga menyatakan optimis bahwa industri pariwisata akan cepat pulih. Sebab, ia melihat masyarakat mulai berminat untuk berlibur.
Hal itu tecermin dari penggunaan fitur-fitur baru seperti tiket clean dan flexi yang meningkat pada tiga bulan lalu. "Respons yang cukup positif terlihat. Tingkat okupansi beberapa mitra kami, terutama hotel naik hingga 100% dibandingkan bulan sebelumnya," kata George, pada Agustus lalu (13/8).