Marak NFT KTP hingga Bakso, Transaksinya Diramal Berkurang pada Mei

Fahmi Ahmad Burhan
21 Januari 2022, 14:06
NFT, aset digital, ktp
Amartha
Ilustrasi NFT

NFT atau non fungible token tren di Indonesia. Transaksi aset digital ini diprediksi berkurang pada empat bulan kemudian, namun ekosistemnya mulai matang. 

Pemerhati Budaya dan Komunikasi Digital Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan mengatakan, warga di Tanah Air masih menikmati masa ‘bulan madu’ atau pengenalan NFT. Ini terutama setelah Ghozali Everyday viral meraup miliaran rupiah berkat menjual NFT berupa foto diri (selfie).

Warga Indonesia pun ramai menjual NFT berupa foto bakso hingga Kartu Tanda Penduduk (KTP). Menurut Firman, tren ini muncul karena masyarakat ingin mendapatkan keuntungan seperti Ghozali.

"Namun, tiga hingga empat bulan mendatang pasar NFT di Tanah Air akan biasa saja," kata Firman dalam forum diskusi bertajuk ‘NFT Peluang Cuan atau Ancaman?’ pada Kamis (20/1). Sebab, warga Nusantara akan mulai jenuh karena tidak mendapatkan ruang transaksi.

Ia juga mengatakan, seiring berjalannya waktu, transaksi NFT di Nusantara semakin matang. "Bagi mereka yang tekun membuat otentisitas produk akan bertahan, dan jadi pemain sejati," ujarnya. 

Sedangkan Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) & COO Tokocrypto Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan, fenomena NFT Ghozali memberikan angin segar bagi perkembangan pasar aset digital di Indonesia.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...