IPB University Kembangkan Ekosistem Bisnis Desa Berorientasi Ekspor
IPB University berkomitmen mengembangkan ekosistem bisnis desa berorientasi ekspor. Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan menginisiasi program One Village One CEO dan One Village One Innovation pada tahun 2018.
Program One Village One CEO dan One Village One Innovation diawali dengan melakukan kegiatan pembinaan untuk petani muda dan santripreneur di Bogor, Jawa Barat. Kegiatan itu terdiri atas fasilitasi lahan, permodalan, pendampingan, teknologi tepat guna dan kemitraan pasar dengan offtaker dengan membentuk ekosistem bisnis yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Konsep kelembagaan dari program ini ialah pendampingan beberapa unit usaha desa agar memiliki orientasi ekspor. Dilakukan dengan kolaborasi antar pemerintah daerah untuk menumbuhkan kesadaran para unit usaha tentang pentingnya membentuk unit usaha bersama.
Lalu, pada 2020, IPB University mengintegrasikan program ini dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui program One Village One CEO.
Dengan terintegrasinya program, IPB University memfasilitasi mahasiswa dan dosen-dosen untuk melakukan kegiatan-kegiatan pelatihan, pendampingan dan pengabdian di desa-desa yang menjadi lokasi pendampingan.
“Selain menjadi CEO atau pendamping unit usaha desa, para peserta terpilih dapat melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T), magang, pelatihan atau melakukan proyek techno sociopreneurship di desa-desa yang menjadi lokasi pendampingan, serta penulisan tugas akhir,” ujar Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si.
Arif melanjutkan bahwa IPB University akan terus mengupayakan dana program bagi mahasiswa dan memfasilitasi dosen pembimbing penggerak yang akan mengikuti program MBKM untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan di desa-desa.
Dalam program MBKM Sociopreneur One Village One CEO, IPB University bermitra dengan PT. Astra Internasional Tbk, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM RI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Indomaret, Adaro, dan pemerintah daerah.
Melalui kemitraan itu, program ini berhasil menjangkau 300 desa yang tersebar di 27 kabupaten/kota dan 8 provinsi di Indonesia. Ke delapan provinsi itu ialah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Riau, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Tengah, dan DKI Jakarta.
Program MBKM Sociopreneur One Village One CEO rupanya juga cukup menarik minat mahasiswa IPB University. Terbukti dari meningkatnya jumlah mahasiswa yang mendaftar. Pada 2021, sebanyak 114 mahasiswa IPB University berpartisipasi dalam program ini. Jumlah itu meningkat menjadi 240 mahasiswa pada 2022.
“Antusiasme pendaftar meningkat dari tahun sebelumnya, hal ini dibuktikan dengan sembilan dari sebelas fakultas yang tersebar di IPB University telah mendaftar untuk mengikuti proses seleksi program MBKM Sociopreneur One Village One CEO 2022,” kata Direktur Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir, Dr. Alim Setiawan Slamet, sebagaimana dikutip dari laman resmi IPB University.
Sejak pertama kali diluncurkan, program MBKM Sociopreneur One Village One CEO telah mengukir beberapa prestasi, salah satunya ialah masuk ke dalam 10 Inovasi Terbaik Kemendikbudristek dalam Program Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (KemenPAN-RB).
Selain itu, program MBKM Sociopreneur One Village One CEO juga berdampak bagi masyarakat di desa binaan. Terjadi peningkatan pendapatan masyarakat sebesar 20 persen, 9.000 orang tenaga kerja terserap, 12.000 orang yang berprofesi sebagai petani, pembudi daya ikan, peternak, pelaku UMKM, dan lain-lain menerima manfaat dari program ini, dan 100 persen produk yang dihasilkan terserap pasar.
Berbagai inovasi produk olahan yang telah diekspor juga dihasilkan dari program ini seperti ekspor Goathai dari Cianjur ke 11 negara dan ekspor kopi Cikajang ke negara-negara Eropa.
Raihan prestasi tersebut menjadi acuan bagi IPB University dan pihak mitra untuk memperluas jangkauan desa hingga ke seluruh Indonesia.