Ancaman resesi telah mengintai berbagai negara, termasuk Indonesia karena wabah virus corona ini telah melemahkan perekonomian negara. Sehingga mau tak mau masyarakat harus bergerak dari aktivitas fisik ke virtual.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun mengungkapkan setidaknya ada lima strategi untuk mendorong transformasi digital di tengah pandemi corona.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kementerian Kominfo Ahmad M Ramli mengatakan strategi pertama yakni melalui optimalisasi peran teknologi, infomasi, dan komunikasi (TIK) berbasis infrastruktur dan jaringan telekomunikasi.
Sebagai informasi, kementerian telah membangun jaringan backbone serat optik nasional sepanjang 348.442 kilometer yang terbentang di daratan dan lautan Nusantara.
Yang mana 12.148 kilometer di antaranya merupakan jaringan Palapa Ring yang dibangun oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo dan 336.294 kilometer lainnya dibangun oleh para operator seluler di Indonesia.
"Ketika kita bicara soal apapun, online shop, bantuan langsung tunai (BLT) ke daerah, kalau jaringan dan sinyalnya tidak bagus maka percuma saja. Jadi yang paling utama adalah adanya infrastruktur dan jaringan telekomunikasi yang memadai," ujar Ramli dalam video conference, Senin (20/7).
Kedua, mendorong kualitas layanan (quality of service) jaringan telekomunikasi. Kementerian, selama ini selalu mengkomparasikan kualitas layanan tersebut dengan standar internasional dan negara-negara lain sebagai percontohan.
"Namun, kami ingin melakukan pendekatan fitness for use , apakah (kualitas layanan telekomunikasi) saat ini telah menjawab kebutuhan negara kita," kata dia.
Pemerintah pun menurutnya tengah berupaya mendorong kualitas jaringan telekomunikasi agar sesuai standar internasional, namun dengan biaya tetap terjangkau. Sebab, hal ini justru dinilai dapat mengganggu penetrasi lainnya termasuk layanan ekonomi digital ke depan.
Strategi ketiga, pemerintah mendorong para marketplace di Tanah Air untuk menjadi variabel utama bagi para penjual online. Kementerian mencatat, terjadi peningkatan toko online hingga 400% sejak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ditetapkan.
Dia pun lantas membandingkan jumkah pengunjung mal sebelum pandemi corona yang mencapai 3 juta orang per bulan dengan pengunjung toko online yang memiliki jumlah lebi besar. "Pengunjung marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak, dan sebagainya itu bisa mencapai 120 juta pengunjung per bulan. Kita juga bisa melihat berapa persen mereka yang membeli dan bertransaksi," ujarnya.
Keempat, pemerintah akan terus mendukung perusahaan kurir pos dan logistik. Ramli mengatakan, layanan itu merupakan salah satu penunjang distribusi barang-barang yang dibeli konsumen dari marketplace.
Kelima, Ramli mengatakan pemerintah akan mendorong pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk go digital. Sebab, menurut dia, digitalisasi UMKM penting dilakukan agar usaha mereka tak tertinggal dan dapat beradaptasi dengan model perekonomian saat ini.
Adapun digitalisasi UMKM ini diharapkan mampu menghindari pengusaha terkait dari upaya fraud (penipuan), sekaligus membantu masyarakat mempercepat dan beradaptasi di era digital.
Sebagai informasi, aplikasi besutan kementerian yakni PeduliLindungi sudah diunduh 4,1 juta kali hingga saat ini. Aplikasi ini, menurut dia, pun telah diperbarui dengan adanya fitur e-paspor hasil rapid test dan swab test yang dapat diunggah dalam bentuk digital sehingga memudahkan pengguna saat melakukan perjalanan ke luar kota ketika membutuhkan bukti verifikasi kesehatan.