Transaksi Logistik J&T, Paxel, Ninja Naik hingga 40% Berkat E-Commerce

Fahmi Ahmad Burhan
10 Mei 2021, 15:53
logistik, e-commerce, ramadan, mudik lebaran
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.
Pekerja menata barang yang akan dikirim melalui kereta api di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (30/3/2020).

Perusahaan logistik J&T Express, Paxel, dan Ninja Xpress mencatatkan peningkatan pengiriman barang hingga 40% selama ramadan. Ini didorong oleh kenaikan transaksi e-commerce dan larangan mudik lebaran selama 6 – 17 Mei.

CEO J&T Express Robin Lo mengatakan, pengiriman selalu meningkat selama ramadan. Tahun ini, ia memperkirakan kenaikannya sekitar 40% dibandingkan ramadan 2020 (year on year/yoy).

Ia menilai, peningkatan terjadi karena transaksi di e-commerce melonjak. "Sekitar 70% pengiriman di J&T berasal dari e-commerce," ujar Robin kepada Katadata.co.id, Senin (10/5).

Selain itu, permintaan layanan logistik meningkat karena kebijakan larangan mudik.

Sedangkan, untuk mengantisipasi tingginya permintaan pengiriman pada lebaran nanti, perusahaan telah melakukan persiapan pengiriman seperti penambahan armada dan tenaga pengirim. "Ini agar permintaan pengiriman terpenuhi dengan baik," ujarnya.

Co-founder Paxel Zaldy Ilham Masita juga mencatatkan peningkatan pengiriman 30% yoy selama ramadan. Dibandingkan hari biasa, kenaikannya 50%.

"Kenaikan terjadi karena jangkauan Paxel yang semakin luas sampai ke Sumatera. Selain itu, jumlah basis pengguna terus meningkat per bulan," ujar Zaldy.

Perusahaan logistik lainnya Ninja Xpress juga mencatatkan peningkatan pengiriman dua kali lipat yoy selama kuartal pertama. "Ini karena maraknya transaksi online. Para pelaku UMKM juga giat beradaptasi dengan teknologi," kata CMO Ninja Xpress Andi Djoewarsa dalam siaran pers, pekan lalu (5/5).

Selama ramadan, e-commerce memang mencatatkan peningkatan transaksi beberapa kategori produk. Shopee misalnya, membukukan kenaikan penjualan suvenir lebih dari tiga kali lipat dibandingkan hari biasa selama promo 7 April hingga 5 Mei. Selain itu, pakaian muslim dan anak melonjak.

Tokopedia juga mencatatkan peningkatan transaksi untuk tiga kategori produk yakni jilbab, perlengkapan ibadah, dan parsel makanan. Penjualan kerudung dan perlengkapan ibadah meningkat sekitar dua kali lipat. Lalu, penjualan parsel makanan naik hampir lima kali lipat.

Facebook dan Bain & Company juga memperkirakan bahwa nilai transaksi belanja online di Indonesia hampir US$ 72 miliar atau sekitar Rp 1.047,6 triliun pada 2025. Angka ini melonjak dibandingkan proyeksi awal US$ 48 miliar.

Proyeksi nilai transaksi belanja online melonjak menjadi US$ 147 miliar di Asia Tenggara pada 2025. Angka ini juga meningkat dibandingkan prediksi awal yang hanya US$ 120 miliar.

Sektor logistik pun mendulang untung selama pandemi Covid-19. Berdasarkan laporan Ken Research, tren pendapatan pasar logistik Indonesia terus meningkat hingga 2024. Pendapatan logistik di Tanah Air diprediksi US$ 220,9 miliar tahun lalu dan US$ 300,3 miliar pada 2024.

Pendapatan tersebut termasuk angkutan barang, pergudangan, kurir, ekspres, dan parsel. Kemudian, terdapat nilai tambah layanan dan segmen logistik rantai dingin (cold chain logistics segments).

"Masyarakat mengurangi pertemuan fisik dan mengandalkan pengiriman via logistik untuk sektor makanan, bisnis, dan lainnya," kata CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro kepada Katadata.co.id, bulan lalu (14/4).

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...