Blibli Perkuat Layanan Omnichannel dengan Teknologi AI
Riset Nielsen IQ menemukan, hampir 49 persen pelanggan yang berbelanja sebagai rutinitas harian cenderung memilih strategi omnichannel. Artinya, mereka mengintegrasikan pengalaman belanja secara daring dan luring.
Omnichannel memang menawarkan pengalaman berbelanja yang dipersonalisasi. Hal ini didukung penerapan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Praktik adopsi AI ini salah satunya dilakukan omnichannel commerce Blibli.
Head of Business Process Transformation Blibli Azizah Purwitasari menuturkan, penerapan AI secara horizontal didorong kebutuhan industri dan bisnis. “Hal ini bertujuan meningkatkan belanja pelanggan dan efisiensi operasional perusahaan,” tuturnya kepada Katadata, Senin (15/7).
Adopsi kecerdasan buatan di dalam ekosistem omnichannel Blibli mencakup tiga fase belanja pelanggan, yaitu pra belanja, saat belanja, dan purna jual. Penerapan AI bertujuan guna mendukung pengalaman belanja omnichannel yang mulus.
Pada fase pra belanja, teknologi AI Blibli menjadi filter awal etalase belanja. Barang yang akan ditampilkan dan tersedia dengan jaminan 100 persen orisinil.
Pada fase belanja, penggunaan AI bisa memberi rekomendasi kemasan kardus, ini ternyata menghasilkan efisiensi operasional hingga 20 persen. Lebih jauh, teknologi AI Blibli juga memungkinkan pelanggan mencari produk yang dibutuhkan lalu membandingkannya dengan kategori serupa pada harga dan kualitas yang sama.
Contohnya, saat pelanggan hendak belanja produk fesyen maka tersedia fitur image similarity. Ini berguna untuk memberikan rekomendasi produk dengan motif dan varian serupa. Cara seperti ini membuat efektifitas rekomendasi produk di Blibli melejit hingga 3,5 kali lipat pada aspek Click Through Rate (CTR).
Sementara itu, pada fase purna jual, teknologi AI Blibli membantu mendeteksi kerusakan produk secara otomatis. Alhasil, identifikasi lebih mudah sehingga penyelesaian masalah hampir 50 persen lebih cepat.
Adapun, seiring Blibli menerapkan inovasi berbasis kecerdasan buatan, perusahaan tentu mengambil serta mengolah data pengguna. Manfaat pengolahan data ini akan kembali kepada pelanggan, berupa fitur layanan belanja yang nyaman, aman, dan praktis.
Pada implementasinya, semakin banyak data yang diolah AI Blibli maka fitur layanan yang disuguhkan pun kian canggih. Bersamaan, omnichannel commerce yang beroperasi sejak 2010 ini juga berkomitmen menjamin keamanan data para pengguna.
Hal tersebut dibuktikan dengan Blibli, yang juga selaku customer’s data controller dan processor, melengkapi sisi operasional dengan sertifikasi ISO/IEC 27001:2013 sebagai Pengamanan Data Pribadi Customer.
Sentuhan AI di Lini Bisnis Blibli
Sebagai ekosistem omnichannel commerce, Blibli mengkombinasikan pengalaman belanja secara online dan offline di lini bisnis yang ada. Yakni, mencakup bisnis e-commerce, agen perjalanan digital (Online Travel Agency–OTA), dan kebutuhan rumah tangga di dalam ekosistem Blibli Tiket bersama Ranch Market.
Penerapan strategi omnichannel bertujuan menghadirkan pengalaman belanja lebih personal, aman, dan nyaman. Mengutip laporan International Data Corporation (IDC) November 2023 berjudul “Modernizing the Network with Performance-Enabled Digital Infrastructure”, customer experience menjadi faktor vital untuk keberlangsungan bisnis pada era digital.
Saat ini, pemanfaatan teknologi AI di sektor industri seperti yang diterapkan Blibli terpantau semakin meningkat. Menurut laporan IBM AI Global Adoption Index 2023, sebanyak 42 persen perusahaan global telah memanfaatkan AI.
Selaras, layanan Blibli kian diperkuat inovasi AI yang mendampingi setiap fase customer journey, baik secara online maupun ketika beralih ke toko fisik. Tak heran, Blibli tampil sebagai omnichannel commerce yang mampu menghadirkan solusi belanja menyeluruh.
