Shopee Beri Pelatihan 28 Ribu Lebih UMKM, Jurus Laris di Antara Ribuan Produk

Leoni Susanto
18 November 2025, 17:40
shopee beri pelatihan 28 ribu UMKM,
Katadata/Leoni Susanto
Deputy Director of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira dalam acara Shopee, Selasa (18/11).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Shopee memberikan pelatihan kepada lebih dari 28 ribu UMKM sejak awal tahun. Pelatihan ini salah satunya demi mendorong penguatan produk lokal di tengah serbuan produk impor di platform e-commerce.

“Sejak awal tahun, ada 28 ribu UMKM ikut pelatihan yang kami jalankan bersama instansi pemerintah, termasuk Kementerian UMKM,” kata Deputy Director of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira dalam acara Shopee, Selasa (18/11).

Pelatihan yang dimaksud dilakukan lewat program ‘Kampus UMKM Shopee’ yang pertama kali diluncurkan pada 2021.

Awalnya konsep kampus bersifat offline, dengan ada 10 Kampus UMKM Shopee di berbagai wilayah. Kampus diluncurkan saat sedang kondisi pasca pandemi Covid-19, di mana terjadi badai pemutusan hubungan kerja atau PHK dan banyak pekerja yang beralih berjualan secara online.

Pada Februari 2025, Shopee memperluas jangkauan kampus melalui kelas daring atau online. Hingga kini, kampus telah menyelenggarakan sekitar 400 modul pelatihan, dengan total jam pelatihan mencapai lebih dari 350 jam.

“Pendampingan ini menjadi momen awal kita untuk membantu lebih banyak pengusaha lokal naik kelas. Sekaligus memastikan produk lokal jauh lebih powerful di platform kami,” kata Radynal.

Salah satu penjual pakaian muslim asal Bandung, Dede Fahriah mencatatkan penjualan stagnan saat pertama kali berjualan di Shopee pada 2021. Namun sejak mengikuti Kelas UMKM Shopee pada 2023, penjualan tokonya di e-commerce melesat.

“Paling bermanfaat kelas ‘Optimalisasi Iklan’. Kelas ini membuat penjualan saya jadi melesat sekali dan pasarnya jadi semakin luas,” cerita Dede dalam acara yang sama.

Radynal menambahkan, perluasan ke konsep kampus daring ini didorong agar pelatihan tidak hanya dirasakan pedagang UMKM di kota-kota besar. Sejak dirilis, kelas daring ini telah merambah UMKM di setidaknya 514 kabupaten/kota.

Ia menyebut saat ini ekosistem UMKM telah banyak berubah, sehingga kurikulum pelatihan perlu disesuaikan.

“Bukan lagi perkara go online, tetapi bagaimana kita mendorong penjualan mereka di tengah lautan produk di e-commerce,” kata Radynal.

Dalam rangka perayaan 10 tahun Shopee misalnya, Kampus UMKM Shopee membuka sejumlah kelas daring gratis seperti kelas pemanfaatan fitur iklan, pemasaran digital melalui fitur Shopee Live dan Shopee Video, hingga pemanfaatan AI untuk memaksimalkan penjualan.

“Ada beberapa kurikulum AI yang jauh lebih kuat dan relevan untuk kondisi UMKM saat ini,” kata Radynal.

Kementerian UMKM menilai perlu wda penguatan UMKM dan kolaborasi dengan platform e-commerce di tengah banjirnya produk-produk impor.

“Saat ini UMKM sedang menghadapi begitu banyak persaingan dengan produk-produk luar,” kata Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM Temmy Satya Permana, dalam acara yang sama.

Menurut Temmy, platform e-commerce mayoritas masih dibanjiri dengan produk-produk impor. Pihaknya terus mendorong agar platform e-commerce memberi lebih banyak tempat bagi produk lokal, termasuk dengan memberi penanda untuk memisahkan antara produk lokal dan produk impor.

“Kami berharap produk lokal semakin mendapat tempat di platform e-commerce,” kata Temmy.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Leoni Susanto

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...