Netflix hingga Gojek Tekan Kerugian Industri Film Akibat Pandemi

Fahmi Ahmad Burhan
13 Juli 2020, 08:30
Netflix hingga Gojek Tekan Kerugian Industri Film Akibat Pandemi
Google Play Store
Ilustrasi Netflix

Sebagian rumah produksi film masih mendistribusikan film lewat bioskop, dengan memundurkan jadwal tayang. Namun, sepengetahuannya, banyak juga rumah produksi yang mengandalkan platform VoD.

Ia pun menilai, potensi penjualan konten melalui platform streaming film cukup menjanjikan. "Dari sisi nilai penjualan besar atau kecilnya memang tergantung pada film yang ditayangkan. Tapi ada juga yang nilai pembeliannya lebih besar dari over the top atau VoD," ujar Linda.

(Baca: Telkom Buka Blokir, Netflix Janji Hadirkan Lebih Banyak Film Indonesia)

Meski begitu, sampai saat ini pelaku industri film masih meraba potensi VoD. "Bahwa ada pertumbuhan, iya. Orang-orang menonton lewat platform digital selama pandemi. Tapi harus dilihat lagi ke depan," ujarnya. 

Berdasarkan data Statista, pendapatan VoD di Indonesia diproyeksikan US$ 304 juta atau Rp 4,3 triliun pada tahun ini. Tingkat pertumbuhan tahunan (Compound Annual Growth Rate/CAGR) segmen ini 9,6%, dengan volume pasar diprediksi US$ 439 juta atau Rp 6,3 triliun pada 2024.

Statista juga memperkirakan, pertumbuhan penetrasi pengguna VoD di Indonesia 8,4% pada tahun ini. Kenaikannya diproyeksikan 19,4% pada 2024. Pendapatan rata-rata per pengguna diprediksi US$ 7,35 atau Rp 106 ribu.

Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Josua Simanjuntak mengatakan, platform VoD menjadi alternatif potensial bagi pelaku usaha di industri film. Apalagi, sineas lokal bersaing ketat dengan perusahaan asing untuk bisa mendistribusikan filmnya di bioskop.

(Baca: Ideosource Suntikkan Dana ke GoPlay untuk Bersaing dengan Netflix)

Ia pun berharap, ada banyak perusahaan lokal yang membuat platform VoD. “Harapannya yang disaksikan film Indonesia," ujar Josua saat konferensi pers secara virtual, pada pekan lalu (7/7).

Selain GoPlay, layanan VoD lokal BioskopOnline resmi meluncur pada Sabtu (11/7) lalu. Pengguna bisa mengakses layanan ini melalui situs pencarian Google Chrome, dan membayar Rp 5.000 untuk 48 jam. Konten yang dihadirkan beragam seperti Keluarga Cemara, Filosofi Kopi, Kartini, dan film Indonesia lainnya.

CEO GoPlay Edy Sulistyo sempat menyampaikan, platform VoD lebih cocok dengan konten serial maupun film yang tidak terlalu berfokus pada efek suara seperti genre action atau horor. Oleh karena itu, layanan ini menjadi pelengkap dari bioskop, bukan bersaing.

(Baca: Bekraf Sebut Investasi di Film Lebih Menguntungkan Dibanding Startup)