Apple Sepakat Investasi Pabrik Komponen AirTag di Batam, Apa Itu?
Apple disebut mengajukan proposal investasi US$ 1 miliar atau Rp 16 triliun untuk menjadikan vendor di Batam pabrik komponen AirTag di Batam. Pemerintah juga sudah menyepakati proposal ini,
Menteri Investasi Rosan P Roeslani menyampaikan pabrik di Batam itu akan memproduksi perangkat pelacak atau AirTag, sehingga masuk ke rantai pasok global Apple.
Pabrik di Batam itu sedang dibangun dan akan rampung awal 2026. "Investasi ini akan menyerap 2.000 tenaga kerja. Semoga mulai produksi pada 2026," kata Rosan di kantornya, Selasa (7/1).
Pabrik Apple di Batam itu akan memasok 65% dari kebutuhan AirTag secara global.
“Ini vendor pertama di Indonesia. Kami juga membicarakan penambahan vendor berikutnya yang akan diundang Apple. Dengan demikian, komitmen investasi ini bisa terus meningkat," kata dia.
Rosan mencatat Thailand memiliki lebih dari 23 vendor yang masuk rantai pasok global Apple dan Vietnam lebih dari 30 perusahaan. Berdasarkan laman resmi Apple, perusahaan asal Amerika ini telah memiliki fasilitas produksi di Thailand dan Vietnam, yakni Apple South Asia (Thailand) Limited dan Apple Vietnam Limited Liability Company.
Jumlah vendor Apple di negara lain dikutip dari Vietnam Investment Review sebagai berikut:
- Cina 158
- Taiwan 49
- Jepang 44
- Vietnam 35
- Amerika Serikat 26
- Korea Selatan 24
- Thailand 24
- Singapura 23
- Malaysia 19
- Filipina 17
Apa Itu AirTag?
AirTag adalah perangkat pelacak kecil yang dikembangkan oleh Apple untuk membantu pengguna menemukan barang pribadi seperti kunci, dompet, tas, dan lainnya. Dengan menempelkan AirTag pada barang-barang tersebut, pengguna dapat melacak lokasi melalui aplikasi Lacak di iPhone atau iPad.
Beberapa fitur yang ada pada AirTag Apple di antaranya:
- Pelacakan Barang
- Pencarian dengan Suara: pengguna dapat memberikan perintah suara lewat speaker pada AirTag melalui aplikasi Lacak untuk menemukan barang yang hilang di sekitar
- Precision Finding: pengguna dapat menggunakan fitur Precision Finding pada iPhone yang menunjukkan jarak dan arah menuju AirTag secara akurat
- Mode Hilang (Lost Mode): Jika barang hilang, pengguna dapat mengaktifkan Mode Hilang pada AirTag. Saat AirTag terdeteksi oleh perangkat dalam jaringan Lacak, pengguna akan menerima notifikasi. Orang lain juga dapat melihat informasi kontak Anda dengan menyentuh AirTag menggunakan smartphone yang mendukung NFC.
AirTag mengirimkan sinyal Bluetooth yang dapat dideteksi oleh perangkat dalam jaringan Lacak Apple. Perangkat-perangkat ini kemudian mengirimkan lokasi AirTag ke iCloud, sehingga pengguna dapat melihatnya di peta melalui aplikasi Lacak.
Selain itu, AirTag dirancang untuk mencegah pelacakan yang tidak diinginkan. iPhone milik pengguna akan mendeteksi dan mengirimkan peringatan, jika ada AirTag milik orang lain di sekitar.
AirTag diproduksi oleh Foxconn, perusahaan manufaktur elektronik yang berbasis di Taiwan dengan fasilitas produksi di berbagai negara, termasuk Cina.
Sumber Bloomberg pada Desember 2024 menyampaikan, Apple akan membangun pabrik AirTag di Batam. “Apple sedang mengatur agar salah satu pemasok bisa memproduksi AirTag di Indonesia, dan secara bertahap meningkatkan produksi,” kata dia dikutip dari Bloomberg, bulan lalu (19/12).
Pabrik tersebut diharapkan mempekerjakan sekitar 1.000 pekerja pada awal operasional. Pabrik ini diperkirakan menghasilkan 20% dari produksi AirTag global.
Apple memilih Batam karena bisa ditempuh sekitar 45 menit perjalanan menggunakan feri dari Singapura. Selain itu, wilayah ini memiliki status zona perdagangan bebas.
“Status ini membebaskan perusahaan dari Pajak Pertambahan Nilai atau PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atau PPnBM, serta bea masuk,” kata sumber.
Selain itu, Apple akan memproduksi aksesori lain. Namun sumber tidak memerinci jenisnya.