Cina Ditekan Trump, Apple Disebut Kaji Jadikan India Pemasok Utama iPhone


Cina dan Amerika terus mengeluarkan kebijakan saling balas terkait tarif impor. Apple dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk mengimpor lebih banyak iPhone dari India guna menghindari tarif tambahan yang tinggi terhadap barang-barang impor dari Tiongkok.
Laporan Wall Street Journal menyebutkan langkah itu dipandang sebagai solusi jangka pendek oleh Apple, sembari berupaya bernegosiasi dengan pemerintahan Trump untuk mendapatkan pengecualian dari kebijakan tarif tersebut, sebagaimana dilansir dari Tech Crunch pada Kamis.
Apple belum berniat untuk merombak rantai pasokan global yang saat ini masih sangat bergantung pada Cina.
Sebagai perbandingan, Amerika menetapkan tarif baru atas barang buatan Cina 125% dan mengusulkan tarif 26% untuk barang yang diimpor dari India.
Menurut analis Bank of America Wamsi Mohan, Apple diperkirakan memproduksi 25 juta unit iPhone di India tahun ini. Sekitar 10 juta unit dialokasikan untuk pasar lokal.
Ia juga menyebutkan, jika seluruh 25 juta unit tersebut diimpor ke Amerika, maka jumlah itu akan memenuhi sekitar 50% kebutuhan pasar iPhone di AS.
Presiden AS Donald Trump menetapkan total tarif terhadap barang impor dari Cina mencapai 54% pada 2 April. Atas tindakan Trump tersebut maka pada 4 April, Cina mengumumkan pengenaan tarif tambahan 34% atas barang-barang asal AS, selain tarif yang sudah berlaku saat ini.
Trump pun menambahkan bea masuk 50% lagi untuk Cina pada Kamis (9/4), sehingga totalnya menjadi 104%. Beberapa jam setelah tarif ini berlaku, Beijing mengumumkan akan menaikkan tarif impor atas barang-barang Amerika dari 34% menjadi 84% mulai hari ini (10/4).
Hal itu dibalas Trump dengan menaikkan lagi tarif impor untuk Cina menjadi 125%.
Dengan tarif yang tinggi, Trump optimistis Apple akan memindahkan pabriknya ke Amerika. Namun Wall Street Journal melaporkan produsen iPhone ini mengkaji India sebagai pemasok utama.